Nyai (Happy Salma), mengutus pegawai yang sangat dia percaya, Robert Jan Dapperste alias Panji Darman, untuk mengawasi putri kesayangannya sejak mereka berangkat dari Pelabuhan Surabaya.
Surat-surat dari Panji Darman begitu rinci menggambarkan keadaan Annelies (Chelsea Islan) yang terpukul karena harus terpisah dari ibu maupun suami, Minke (Reza Rahadian).
Kabar dari Panji Darman juga menjadi pelepas rindu Nyai dan Minke yang terpenjara di rumah sendiri.
Mereka tidak dapat menahan diri untuk mengenang masa lalu, bagaimana Minke pertama kali berjumpa Annelies dan Nyai Ontosoroh, Nyai yang dibawa paksa oleh orang tuanya untuk dijual ke Tuan Mellema, hingga bagaimana pengadilan Surabaya memutus pernikahan Annelies dan Minke tidak sah serta jerih payah Nyai Ontosoroh yang diambil alih anak tirinya.
Minke masih bersikeras menulis dalam bahasa Belanda setelah apa yang ditimpakan pengadilan putih Surabaya, baginya bahasa Melayu hanya untuk orang tidak berpendidikan.
“Kau tidak kenal bangsamu sendiri!” sembur Jean Marais (Lukman Sardi) marah.
Nyai, Minke dan Jean Marais berputar di ketidakhadiran Annelies
Cerita Pram
Sutradara Wawan Sofwan sejak 2014 sudah memulai pengerjaan “Bunga Penutup Abad” yang diadaptasi tetralolgi Pulau Buru dari Pramoedya Ananta Toer, “Bumi Manusia” dan “Anak Semua Bangsa”.
Judul pentas ia ambil dari lukisan Annelies yang dibuat Jean Marais untuk sahabatnya Minke yang berduka.
“Saya tidak membuat kalimat, semua dari Pram,” kata Wawan saat jumpa pers menjelang pementasan beberapa waktu yang lalu.
Ia pernah mengadaptasi karya Pram dalam bentuk teater sejak 2007, antara lain adalah “Bumi Manusia” (2007), “Nyai Ontosoroh” (2007) dan “Mereka Memanggilku Nyai Ontosoroh” (2010-2011).
Untuk pementasan berdurasi 2,5 jam yang diadakan di Gedung Kesenian Jakarta 25-27 Agustus ini, ia melihat surat-surat Panji Darman belum pernah diangkat.
Surat dari Surabaya hingga Belanda dijadikan penggerak oleh Wawan untuk menceritakan kehidupan saat masa pendudukan Belanda.
Nyai Ontosoroh, dalam lakon tersebut, digambarkan secara tegas menolak menyerah pada nasibnya sebagai simpanan orang Belanda melainkan berjuang agar ia bisa menjadi manusia.
Meski pun terpaksa menarik putrinya dari bangku pendidikan, ia mendukung Minke untuk terus bersekolah dan menulis untuk surat kabar.
Happy Salma, pemain lama dalam teater, kali ini beradu akting dengan Reza Rahadian dan Chelsea Islan yang lebih banyak terlibat di film.
Happy, yang juga bertindak sebagai produser eksekutif, terharu ketika kedua aktor itu setuju untuk turut serta bermain dalam “Bunga Penutup Abad”.
Bagi Happy, mengajak nama-nama populer merupakan salah satu cara untuk memasyarakatkan pentas teater.
Reza sependapat dengan Happy, ia ingin masyarakat, khususnya anak muda, melihat bahwa pertunjukan teater tidak membosankan.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016