Hingga saat ini belum ada informasi kepastian kapal tersebut karena komunikasi melalui radio dan telepon genggam terputus

Pariaman, Sumbar (ANTARA News) - Satu unit kapal bagan Saiyo III milik nelayan Karan Aur di Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat dilaporkan hilang dan terputus komunikasi setelah tiga hari di laut bebas.

Pemilik kapal Asril (47), di Pariaman, Kamis, mengatakan kapal tersebut berangkat pada Selasa (23/8) siang dan hilang komunikasi pada Selasa malam sekitar pukul 19.00 WIB saat hujan deras mengguyur kota itu.

"Hingga saat ini belum ada informasi kepastian kapal tersebut karena komunikasi melalui radio dan telepon genggam terputus," ujarnya lagi.

Ia menyebutkan, di dalam kapal tersebut terdapat 13 anak buah kapal (ABK).

Informasi terakhir yang diperoleh pihaknya kapal tersebut diketahui berada di sekitar perairan Pulau Bando.

"Kemarin ada nelayan asal Pariaman dari Mentawai mengatakan sempat melihat sebuah kapal di sekitar Pulau Bando pukul 02.00 WIB dalam kondisi mengkhawatirkan, sayap kapal sebelah kanan patah," ujarnya lagi.

Namun informasi tersebut belum bisa dipastikan apakah kapal tersebut adalah Saiyo III yang hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.

Selain itu, Kapal Saiyo II juga mengalami musibah setelah diterjang badai pada Selasa malam di sekitar perairan Pantai Tiku, Kabupaten Agam.

Kapal yang dinakhodai oleh Sidal (47) tersebut mengalami rusak ringan, namun berhasil selamat setelah satu jam menempuh ombak badai.

"Kapal tersebut berhasil selamat dan sekarang bersandar di Pulau Tangah, dengan kerugian materi diperkirakan mencapai Rp7 juta," ujarnya pula.

Kepala Seksi (Kasi) Identifikasi Pendataan dan Pemulihan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat Rita mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa mengirimkan personel untuk melacak dan mencari keberadaan kapal tersebut karena terkendala cuaca ekstrem.

"Cuacanya sangat buruk, jika dipaksakan bisa berdampak fatal bagi tim," ujarnya lagi.

Rita menyebutkan Kapal Saiyo III tersebut belum diketahui pasti informasinya namun akan segera dilakukan pencarian setelah cuaca membaik.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016