Bandung (ANTARA News) - Petani tembakau di Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengeluhkan harga jual tembakau yang turun drastis yakni hanya mampu dibeli oleh tengkulak seharga Rp2.000 per kilogram.
"Biasanya Rp5.000 (per kg), sekarang dari petani hanya dihargai Rp2.000," kata Endang petani tembakau asal Kampung Cikatul, Desa Mekarjaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Rabu.
Ia menuturkan, musim panen 2015 petani mampu menjual tembakau basah kepada tengkulak seharga Rp5 ribu, tetapi sekarang hanya dapat dibeli Rp2 ribu per kg.
Harga jual yang drastis turun itu, kata dia, membuat petani mengeluh karena tidak mendapatkan keuntungan dari hasil panen tembakaunya.
"Petani di sini juga heran kenapa harga jual tembakau bisa turun, padahal sekarang sedang ramai-ramainya membicarakan rencana kenaikan harga rokok," katanya.
Endang mengungkapkan tidak tahu penyebab turunnya harga jual tembakau kepada tengkulak.
Petani, lanjut dia, saat ini sedang mengalami kerugian cukup besar, karena dengan harga jual tersebut tidak dapat mengganti modal tanam tembakau.
"Tentu saja sangat tak sebanding dengan biaya serta tenaga yang sudah kami lakukan selama ini," katanya.
Endang menambahkan, dirinya bersama petani lainnya sempat menahan tembakau untuk tidak dijual kepada tengkulak dengan harga rendah, tetapi akhirnya terpaksa dijual karena butuh uang.
Ia berharap kondisi harga tembakau tersebut dapat kembali normal dan memberikan keuntungan bagi petani di Garut.
"Kami para petani tentu mengharapkan harga jual di pasaran naik," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016