Bagdad (ANTARA News) - Dua anggota parlemen Irak dari gerakan anti-Amerika Serikat ulama Syiah Moqtada Sadr, kemarin, dipecat akibat menemui pejabat negara adidaya itu, kata pejabat gerakan tersebut. Abdul Mahdi Mtiri, anggota komite politik, yang membuat keputusan itu, memberitahu kantor berita Inggris Reuters bahwa panitia itu memecat mantan menteri angkutan Salam Maliki dan anggota parlemen Qusay Abdul Wahab dari jabatan wakil gerakan itu di parlemen, karena menemui pejabat Amerika Serikat dua hari lalu. Maliki menyangkal dipecat dan mengatakan tidak bertemu siapa pun pejabat Amerika Serikat. Mtiri mengatakan Sadr menyetujui pemecatan itu, tanda terbuka pertama ketegangan di gerakan politik biasa padu tersebut, yang menguasai seperempat kursi parlemen dalam Persekutuan Syiah Perdana Menteri Nuri Maliki. "Kami memecat mereka akibat bertemu dengan penjajah. Menjumpai penjajah kami adalah melawan kepercayaan kami. Kami berusaha mengganti mereka di parlemen dengan dua saudara lain," kata Mtiri. Sadr, sekutu utama politik Maliki, memimpin pejuang Tentara Mahdi-nya dalam dua perlawanan melawan tentara Amerika Serikat tahun 2004 dan sejak lama menuntut pasukan Amerika Serikat meninggalkan Irak. Sementara mengecam keterlibatan Amerika Serikat dalam "penegakan keamanan" tujuh pekan di Bagdad, ia tidak menarik dukungannya pada serangan dilihat sebagai upaya terahir untuk menghentikan perang saudara aliran di Irak. Jurubicara kedutaanbesar Amerika Serikat menyatakan tak bisa memastikan atau menyangkal terjadi pertemuan antara kedua anggota Sadr dan pejabat Amerika Serikat itu. "Laporan tidak benar," kata Salam Maliki kepada Reuters, "Saya tidak menemui orang Amerika Serikat dan tidak pernah berbicara dengan mereka. Beberapa pihak mencoba menciptakan kekacauan dan masalah." Pejabat tinggi di kubu Sadr di parlemen memberitahu Reuters bahwa panitia politik itu adalah badan tertinggi pembuat keputusan dalam gerak tersebut dan bahwa keputusannya tak bisa diganggu-gugat. "Panitia itu mengatur kerja kami. Ia bahkan berada di atas anggota parlemen kami," katanya. Pasukan Amerika Serikat menahan atau membunuh ratusan pengikut Sadr dalam beberapa bulan terahir, demikian Reuters.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007