Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, meski sebagian wilayah sempat mengalami guyuran hujan terutama di Provinsi Riau, namun tidak mengurangi jumlah 43 titik panas di daratan Sumatera.
"Untuk di Riau, memang kemarin sebagian daerah di provinsi itu turun hujan. Tapi titik panas cenderung bertahan baik di Riau maupun di Sumatera," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu.
Data terkini BMKG Stasiun Pekanbaru menyebut, jumlah curah hujan lima kabupaten/kota di Riau yakni Kampar dan Indragiri Hilir masing-masing telah turun hujan 14,7 milimeter (mm), Pelalawan 5 mm, Indragiri Hulu 2,8 mm dan Dumai 2,5 mm.
Slamet menjelaskan, pantauan satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baik Aqua maupun Terra mendeteksi 43 titik panas berada di daratan Sumatera atau bertambah satu titik dibanding kemarin terutama di sore hari dengan jumlah total 42 titik.
Titik panas tersebut tersebar pada enam provinsi dengan mayoritas masih terkosentrasi di wilayah Riau 35 titik atau meningkat satu titik dibanding kemarin atau Selasa (23/8) sore berjumlah 34 titik.
"Lalu di Lampung terdeteksi tiga titik panas, diikuti Sumatera Barat dua titik, disusul Sumatera Utara, Jambi dan Bangka Belitung sama-sama berbagi sumbangan satu titik," katanya.
Dia merinci, untuk titik panas di Riau sensor modis pada citra satelit milik NASA menyebut, terpantau di tujuh kabupaten/kota yakni Bengkalis dan Rokan Hilir sama-sama menyumbang 11 titik.
Disusul dengan Pelalawan lima titik panas, Dumai terdeteksi tiga titik, Siak dan Rokan Hulu masing-masing berbagi sumbangan dua titik serta Indragiri Hulu satu titik.
Terdapat tiga daerah dari total 35 titik panas di Riau tersebut dengan jumlah 15 titik diantaranya merupakan titik api karena memiliki tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen atau sebagai pertanda potensi karlahut.
"Tiga daerah itu yakni Rokan Hilir tujuh titik api, Bengkalis enam titik api dan Dumai terdeteksi dua titik api," ucapnya.
Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau kemarin dilaporkan, kembali menerbangkan dua unit helikopter jenis MI-8 dan dua pesawat Air Tractor dalam operasi pengeboman air di empat kabupaten/kota di Riau.
Operasi pengeboman air itu dilakukan setelah hasil patroli udara ditemukan sejumlah titik api di wilayah Rokan Hilir, Bengkalis, Rokan Hulu dan Pelalawan.
"Helikopter hari ini menargetkan pemadaman di wilayah pesisir Riau yakni Bengkalis dan Rokan Hilir. Sementara pesawat Air Tractor diterbangkan ke Pelalawan dan Rokan Hulu," kata Kasi Base Ops Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Mayor Ferry Duwantoro.
Dari pantauan udara, karhutla di Rokan Hilir tepatnya di Labuhan Tangga Besar, Kecamatan Bangko masih cukup besar. Foto yang dirilis Satgas Udara, terlihat kebakaran terjadi di hamparan lahan yang cukup luas hingga menghasilkan asap tebal membumbung ke udara.
Sementara di Bengkalis wilayah Tasik Serai, Kecamatan Pinggir, terpantau kebakaran sudah mulai dapat ditanggulangi karena luas lahan terbakar jauh lebih kecil dibanding dengan di Rokan Hilir, tapi masih menghasilkan asap tipis.
Komandan Satgas Karhutla Provinsi Riau, Brigjen TNI Nurendi sebelumnya menyampaikan, total luas kebakaran yang berlangsung selama dua pekan terakhir telah mencapai 600 hektare.
"Mayoritas lahan yang terbakar merupakan lahan milik masyarakat," katanya.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016