Jakarta (ANTARA News) - Sutradara muda Teddy Suriaatmaja mengaku amat terpengaruh dengan sinema Perancis dalam menggarap film-filmnya.
"Saya banyak terpengaruh dengan cara pengambilan gambar dan mengatur adegan karena saya dahulu tidak pernah secara formal mengenyam pendidikan di sekolah film," katanya ketika ditemui setelah konferensi pers Festival Sinema Perancis ke-12, di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, ia banyak "mencuri" ilmu dan adegan yang dibuat sineas Perancis yang kemudian diintepretasikannya sendiri.
"Sebenarnya bukan hanya film Perancis, film Italia juga saya sukai tetapi sinema Perancis-lah yang saya cintai dan mempengaruhi saya," katanya.
Ia mengatakan, setiap film memiliki kekuatan masing-masing termasuk film Perancis dan Amerika Serikat.
"Tetapi kalau Perancis, ceritanya sangat nyata dan tidak `glamour` dalam berakting sementara film-film Hollywood kebanyakan membuat certita romantis dan `action` yang amat bombastis," katanya.
Menurut dia akhir-akhir ini film Indonesia amat terpengaruh gaya Amerika karena film Hollywood begitu mudah dikonsumsi masyarakat.
"Walaupun begitu, film Indonesia tetap memiliki ciri sendiri setelah menyerap berbagai pengaruh baik dari Amerika, Perancis, Italia, ataupun Jepang," katanya.
Oleh karena itu, ia mengatakan film Indonesia harus banyak belajar dari film Perancis yang masih tetap bertahan dan disukai banyak orang dari negaranya ataupun luar negara.
"Film Indonesia harus punya ciri khas sendiri, karena film Perancis tetap bertahan lama karena mereka tetap pada gaya bercerita dan sinematografis yang berbeda dan amat riil," ujarnya.
Sutradara yang telah menggarap beberapa film seperti Banyu Biru, Ruang, dan Badai Pasti Berlalu ini, berencana mengeluarkan film `thriller` berjudul "Mati Sehari" pada Juli 2007.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007