Tidak ada pusat kebudayaannya, di mana? Tidak ada ruang budaya, di mana?"
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah membahas upaya pelestarian seni budaya, antara lain mengenai kesusastraan dan diplomasi budaya bersama puluhan budayawan Indonesia di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa.
"Jangan kita terus bicara masalah ekonomi, politik. Kita lupa bahwa ada sisi budaya yang juga harus kita perhatikan, sehingga ada kebijakan makro kebudayaan Indonesia. Ini yang akan kita rumuskan bersama-sama," kata Presiden Jokowi usai pertemuan tersebut.
Puluhan budayawan yang hadir menemui Presiden Jokowi, antara lain Djaduk Ferianto, Butet Kertaradjasa, Garin Nugroho, Mohammad Sobary, Mudji Sutrisno, Franz Magnis Suseno, Arswendo Atmowiloto dan Jim Supangkat.
Presiden Jokowi juga menyatakan harapannya agar Indonesia dapat memiliki kebijakan makro kebudayaan untuk pelestarian warisan kebudayaan.
Sejumlah hal yang juga dibahas Presiden bersama budayawan nasional, yaitu pembangunan pusat kebudayaan yang diharapkan tidak hanya di perkotaan, tetapi juga di daerah pedesaan sehingga dapat terjaga dengan baik.
"Ya, karena tidak ada infrastruktur budaya di sana. Tidak ada taman budaya, misalnya. Tidak ada pusat kebudayaannya, di mana? Tidak ada ruang budaya, di mana? Inilah yang segera kita rumuskan, segera nantinya bisa dilaksanakan," kata Presiden.
Presiden Jokowi juga mengatakan dalam diskusi tersebut ada yang berkelakar mengenai dirinya.
Pelestarian seni dan budaya di Indonesia, menurut Presiden, dibutuhkan untuk membangun identitas dan jati diri bangsa karena Indonesia adalah negara yang kaya dengan seni dan budaya dengan lebih dari 300 suku bangsa.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016