Surabaya (ANTARA News) - Calon haji tunanetra asal Mojojajar, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Imam Suhandri (50), berangkat ke Tanah Suci tanpa keluarga.
"Saya didampingi dua orang yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri," katanya saat ditemui di Poliklinik Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Selasa.
Penghafal Alquran itu mengatakan istrinya Husnul Khotimah (47) dan dua anaknya tidak bisa ikut berhaji bersama dia karena dia belum punya cukup uang untuk membiayai keberangkatan mereka.
"Saya sendiri termasuk haji sokeh atau haji yang berangkat karena sokongane wong akeh (dukungan banyak orang)," kata Imam, yang berprofesi sebagai penyedia jasa pengobatan alternatif dan sering diundang untuk mendoakan orang.
Ia lantas menuturkan bahwa perjalanannya untuk bisa menunaikan ibadah haji pernah terganjal karena pemilik Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) asal Mojosari yang jasanya dia gunakan membawa lari ongkos haji yang sudah dibayarkan oleh jamaah.
"Saya mendaftar haji tahun 2009 dan rencananya berangkat tahun 2013, tapi saya dan ratusan orang ditipu KBIH sehingga batal," katanya.
Setelah kejadian itu dia kembali berusaha mengumpulkan uang supaya bisa menunaikan ibadah haji ke Arab Saudi.
"Saya bersyukur, banyak pasien yang sering saya bantu akhirnya kasihan dan menolong saya untuk mengurus porsi haji ke Kemenag Mojokerto, ada yang membantu sejuta atau Rp500 ribu hingga saya mendaftar lagi," katanya.
Dua orang yang mendampinginya ke Tanah Suci saat ini, menurut dia, juga merupakan pasien yang pernah dia tolong.
"Saya akan patuh kepada dua pendamping saya itu, saya enggak boleh lepas darinya," kata Imam, yang bersyukur tahun ini bisa berangkat ke Tanah Suci untuk menjalankan rukun Islam yang kelima.
"Saya sangat bersyukur, bahkan semakin dekat, saya semakin bersemangat," kata pria yang tunanetra sejak usia lima tahun dan menghafal Alquran selama enam tahun sejak usia 18 tahun di Pesantren Tebuireng.
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016