Kualalumpur (ANTARA News) - Petroliam Nasional Bhd (Petronas) Malaysia dalam enam bulan pertama 2016 meraih keuntungan sebelum pajak sebesar 10 miliar ringgit atau setara Rp32 triliun.
Jumlah itu susut sebanyak 68 persen dibanding keuntungan periode yang sama 2015 mencapai 31,6 miliar ringgit atau sekitar Rp101,12 triliun.
Namun demikian, Petronas tetap akan membayar dividen kepada pemerintah pada tahun ini sebesar 16 miliar ringgit, demikian pengumuman Petronas seperti dikutip media terbitan Kuala Lumpur, Selasa.
Penurunan pendapatan Petronas drastis sebagai dampak harga minyak dunia yang tertekan dalam posisi rendah.
"Pembayaran dividen bukanlah sasaran bagi perusahaan, tapi sebaliknya merupakan komitmen kami kepada kerajaan," kata Presiden dan CEO Petronas, Zulkiflee Wan Ariffin.
Dikatakan dia, Petronas sampai Juni lalu, telah membayar sebanyak 6 miliar Ringgit kepada pemerintah dan selebihnya akan dibayarkan pada November mendatang.
Pembayaran dividen sebesar 16 miliar Ringgit tersebut lebih rendah dibanding tahun 2015 yang mencapai 26 miliar Ringgit.
Sementara itu, harga minyak dunia dalam enam bulan mendatang diramalkan terus diperdagangkan secara rendah dikisaran 40 dolar (161 Ringgit) hingga 50 dolar AS (201 Ringgit) per barel.
Dosen Fakultas Keusahawanan dan Perniagaan Universiti Malaysia Kelantan Profesor Abu Sofian Yaacob seperti dikutip harian Kosmo, menyatakan harga minyak dunia diramalkan terus diperperdagangkan secara mendatar dikisaran 40 hingga 50 dolar AS per barel.
"Situasi ini menjadi tantangan pihak Petronas dalam merancang strategi baru tanpa perlu terus bergantung pada aspek pengeluaran minyak mentah," ujarnya.
Menurut dia, Petronas seharusnya fokus kepada bidang hulu seperti industri gas, perkilangan dan petrokimia serta dibidang hilir yang melibatkan perdagangan internasional.
"Petronas harus memperoleh keuntungan dari sektor hulu dan hilir dengan membangun kerja sama dengan negara yang sedang membangun dan Afrika," ucapnya.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016