New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia ditutup lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), setelah minyak mentah AS membukukan keuntungan mingguan terbaik dalam lebih dari lima bulan terakhir.

Patokan AS, menurut laporan Xinhua, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun 1,47 dolar AS menjadi menetap di 47,05 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober berkurang 1,72 dolar AS menjadi ditutup pada 49,16 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Kedua kontrak, minyak mentah AS dan minyak mentah Brent bertambah sekitar 15 persen dalam tujuh sesi terakhir karena spekulasi bahwa Arab Saudi dan anggota lain dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada bulan depan akan menyetujui kesepakatan pembekuan (pembatasan) produksi dengan anggota non yang dipimpin oleh Rusia.

Harga minyak berada di bawah tekanan pada Senin di tengah rencana pengiriman minyak mentah Irak yang lebih besar, gencatan senjata antara pemberontak dan pemerintah di Nigeria serta peningkatan jumlah rig minyak AS yang beroperasi.

Irak, produsen terbesar kedua OPEC, akan meningkatkan ekspor minyak mentah sebesar lima persen dalam beberapa hari ke depan menyusul kesepakatan dimulainya kembali pengiriman dari tiga ladang minyak di Kirkuk, menurut laporan media, Minggu (21/8).

Bloomberg melaporkan bahwa pengiriman dari tiga ladang minyak di utara Irak itu bisa naik 150.000 barel per hari, menyusul resolusi perselisihan tentang pembayaran antara Pemerintah Daerah Kurdistan dan pemerintah pusat.

Selain itu, sebuah kelompok pemberontak di Nigeria telah mengumumkan gencatan senjata bersyarat dan sepakat untuk mengadakan pembicaraan dengan pemerintah negara itu, setelah serangan berbulan-bulan terhadap fasilitas minyak dan gas utama.

Dalam pesan akhir pekan yang dimuat di situs Niger Delta Avengers, kelompok itu mengatakan akan "mematuhi penghentian permusuhan," asalkan partai yang berkuasa di negara itu berhenti melakukan apa yang disebut pelecehan terhadap warga sipil tak berdosa.

Sebelumnya, perusahaan jasa ladang minyak AS Baker Hughes mengatakan pada Jumat (19/8) bahwa jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang AS naik 10 rig menjadi 406 rig pada pekan ini, mencetak kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut.

(Uu.A026)

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016