"Investor menyambut baik dan confident," katanya, pada paparannya terkait sosialisasi amnesti pajak, dalam seminar "Indonesia Business Outlook" di Hong Kong, Senin.
Muliaman menuturkan program pengampunan pajak atau tax amnesty merupakan langkah tepat yang dilakukan oleh pemerintah di tengah ekonomi yang melambat.
"Kebijakan yang dikeluarkan ini menurut saya secara timing, sangat pas betul. Sejak 2014 Indonesia sebenarnya ikut dalam arus perlambatan global, makanya ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh di bawah lima persen pada 2015 atau lebih rendah dari yang sebelumnya yang mencapai enam persen," ujarnya pula.
Muliaman menambahkan, akan tetapi pemerintahan baru mencoba mengubah kebijakan dengan fokus pada pembangunan infrastruktur yang diawali dengan optimalisasi belanja dari pemerintah.
Semua negara emerging market mengalami penurunan signifikan, tapi kemudian Indonesia bisa menjaga pertumbuhan sekitar lima persen, ujar dia.
Kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan pengampunan pajak, dengan tujuan menarik dana orang Indonesia yang selama ini disimpan di luar negeri, mengingat dana itu sangat dibutuhkan untuk membiayai agresivitas pembangunan.
"Ini menimbulkan confident bagi investor. Confident ini sudah dilihat bersama, rupiah menguat tajam, IHSG meningkat cukup tajam, dan rasanya sejak Januari sampai kemarin IHSG sudah meningkat 18 persen," ujarnya pula.
Ia menambahkan, Indonesia mengalami kemajuan yang cukup lumayan bersama Thailand dan Filipina. Berbeda dengan Singapura dan Malaysia yang masih melemah dan struggling, termasuk untuk nilai pasar modalnya tidak bergerak signifikan," katanya pula.
Sosialisasi Amnesti Pajak di Hong Kong merupakan sosialisasi kedua yang dilakukan di luar negeri. Sebelumnya kegiatan serupa dilaksanakan di Singapura.
Kegiatan yang dihadiri Menteri BUMN Rini Soemarno tersebut diikuti 150 pengusaha Indonesia di Guangzhou, Hong Kong, dan Makau.
Penyelenggara juga menyediakan layanan konsultasi usai seminar, untuk memberikan gambaran serta pemahaman lebih utuh tentang pengampunan pajak.
Sosialisasi dihadiri pula Direktur Utama BNI 1946 Ahmad Baiquni, Direktur Utama Bank Mandiri Kartiko Wirjoatmodjo, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur BTN Maryono.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016