Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia setelah Wakil Ketua The Federal Reserve Amerika Serikat Stanley Fischer menyatakan ekonomi Amerika Serikat mendekati target yang diharapkan.
"Sinyal pertumbuhan ekonomi AS akan mendukung kenaikan suku bunga dalam waktu dekat sehingga memberikan sentimen positif bagi dolar AS," kata Ariston.
Ia menambahkan perhatian pelaku pasar uang juga akan tertuju pada pidato Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen akhir pekan ini, ketika para bankir bank sentral global berkumpul di Jackson Hole untuk membahas kebijakan. Pelaku pasar mengantisipasinya dengan memegang dolar AS.
Harga minyak mentah yang terkoreksi, ia mengatakan, turut memberi dampak negatif bagi rupiah.
Pada Senin sore harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,67 persen menjadi 47,71 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,87 persen menjadi 49,93 dolar AS per barel.
Sementara Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan pelaku pasar yang kembali khawatir terhadap potensi kenaikan lebih cepat suku bunga acuan Amerika Serikat berpengaruh negatif terhadap rupiah.
"Diharapkan pelemahan rupiah tidak berlanjut yang dapat mempengaruhi psikologis pelaku usaha di dalam negeri," ujarnya.
Dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) hari ini nilai tukar rupiah melemah menjadi Rp13.197 per dolar AS dibandingkan kemarin yang tercatat Rp13.119 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016