Bogor (ANTARA News) - Sheikh Mohammad Mehdi Taskiri, tokoh Syiah dari Iran, menilai adanya serangkaian upaya untuk menakut-nakuti dunia Islam bahwa akan terjadi perang di antara kelompok Sunni-Syiah, yang sebenarnya merupakan bagian dari propaganda Amerika Serikat (AS). "Ada upaya-upaya menakuti dunia Islam bahwa akan terjadi perang Sunni-Syiah dan itu adalah propaganda AS. Mereka (AS) bilang cara menyelesaikan konflik Sunni-Syiah adalah dengan menghancurkannya," ujarnya, sebelum Konferensi Internasional Pemimpin Islam untuk Rekonsiliasi Irak di istana Bogor, Rabu. Menurut dia, konflik antara kelompok Sunni dan Syiah di Irak terjadi karena masuknya kekuatan asing di negeri 1001 malam itu yang berusaha menghancurkan peradaban yang ada. "Memang di sana ada perang antara kelompok Sunni-Syiah, tetapi sebetulnya itu bukan masalah antara aliran Syiah dan Sunni, ada beberapa pihak yang berusaha menghancurkan peradaban yang ada," katanya. Dia mengatakan bahwa sebelumnya masyarakat Irak telah hidup damai selama berabad-abad dan tidak pernah ada peperangan atau pembunuhan antar kelompok itu sebelumnya. "Ketika para penjajah itu datang, ya yang tadinya damai jadi rusak semua," ujarnya. Dia kemudian memisalkan hal itu dengan tubuh yang menjadi sakit karena didatangi virus, dan bagaimana tubuh kembali sehat ketika virus dijauhkan. "Dan virus imperialisme AS adalah virus yang paling berbahaya. Ketika virus imperialisme ini dihilangkan maka Irak akan kembali sehat," katanya. Menurut dia itu adalah hal yang terpenting untuk menyelesaikan masalah di Irak diantara sejumlah cara-cara parsial lain. Pada kesempatan itu, dia mengatakan bahwa disejumlah negara Islam lain di dunia seperti Qatar, Kuwait, Arab Saudi dan bahkan Iran tidak pernah terdengar ada perselisihan atau pembunuhan antara Sunni-Syiah. "Apakah sebelum tentara AS datang ke Irak kita pernah mendengar tentang perang Sunni-Syiah," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007