"Menurut hitungannya di akhir November akan lunas. Tentu tahapan pembebasan lahan harus sesuai prosedurnya," kata Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru, Sabtu.
Ia mengatakan pembebasan 7,8 km lahan menuju pintu "exit" akan segera dibayarkan kepada pemilik lahan. Sedangkan untuk jarak 2,8 km dari titik nol ada 2 atau 3 persil tanah yang diajukan ke pengadilan untuk penyelesaiannya.
"Tahapan harus dilalui karena menggunakan anggaran pemerintah. Pembangunan ini tidak seperti swasta yang bisa langsung bayar," katanya.
Ia memaparkan sedangkan untuk 1,6 km lahan dari pintu masuk menuju titik 0 sudah diselesaikan pembebasannya oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Untuk 10 km lahan berikutnya akan segera rampung pada November ini.
Gubernur Riau yang akrab disapa Andi Rachman ini meyakini kalau proyek tol tersebut akan menjadi yang terbaik di Sumatera, pasalnya bisa menjadi stimulus perekonomian Provinsi Riau di masa yang akan datang.
"Dalam kondisi migas dan perkebunan yang belum membaik saat ini ekonomi Riau triwulan I tahun 2016 tetap tumbuh 2,3 persen, apalagi kalau tol ini selesai bisa dibayangkan kita bisa lebih baik," katanya pula.
Menurut Andi Rachman, setelah 16 tahun, proyek ini kembali dirintis. Ia bahkan berkomitmen kali ini pembangunan tidak boleh terkendala, dan jika ada hambatan regulasi maka ia siap melakukan fasilitasi.
Sedangkan keterangan dari Dirut PT Hutama Karya (HK) IG Ngurah Putra beberapa waktu lalu, tol Pekanbaru-Dumai yang sebelumnya sepanjang 129 km, sekarang berubah menjadi 131 km. Jika pembebasan lahannya tuntas maka pembangunan fisik bisa selesai dalam tempo dua tahun pekerjaan.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Diana Syafni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016