Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menegaskan, meski mengalami kerugian dalam bisnis elpiji, namun pihaknya tidak akan mengurangi pasokan bahan bakar tersebut di pasar. Deputi Direktur Niaga dan Pemasaran Hanung Budya di Jakarta, Rabu mengatakan, sekarang ini, pihaknya malah menggelontor pasar dengan tambahan elpiji hingga 40 persen. "Sekarang ini, justru kami gelontor pasar dengan tambahan 40 persen elpiji dari kondisi normal khususnya di wilayah Jabodetabek," katanya. Menurut dia, saat ini, dari kebutuhan elpiji normal di Jabodetabek sebanyak 1.100 metrik ton per hari, Pertamina menambah pasokan hingga 1.600 metrik ton per hari. Hal itu dikatakannya menanggapi bahan tertulis yang disampaikan General Manager Gas Domestik PT Pertamina Nasrullah Hasan dalam seminar migas di Jakarta pada 29 Maret 2007. Dalam bahan tersebut, Nasrullah menyebutkan salah satu upaya Pertamina mengurangi kerugian elpiji adalah dengan menahan penjualan terutama elpiji kemasan tabung. Selain itu juga, Pertamina akan menyesuaikan harga elpiji curah hingga harga keekonomian guna menekan kerugian tersebut. Pada 2006, Pertamina mengalami kerugian hingga Rp2,5 triliun dalam bisnis elpiji. Saat dikonfirmasi ulang, di Jakarta, Rabu, Nasrullah mengatakan, kebijakan menahan penjualan tersebut bukan berarti mengurangi pasokan elpiji di pasar. "Namun, kami mengambil strategi untuk tidak melakukan penetrasi atau memperluas pasar elpiji, supaya Pertamina tidak bertambah rugi dalam bisnis elpiji ini," katanya. Menurut Nasurllah, pada 2006, penjualan elpiji melewati target yang ditetapkan yakni mencapai 1,1 juta metrik ton. Jika dibandingkan dengan 2005, penjualan elpiji 2006 meningkat hingga 10,9 persen secara nasional. Dari penjualan elpiji tersebut, sebanyak 97-98 persen berasal dari Pertamina, pembelian ke kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan 2-3 persen impor.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007