"Pencarian masih terus dilakukan melibatkan kepolisian," kata Kepala Staf Komando Resor Militer 031/Wirabima, Kolonel Czi, I Nyoman Parwata, di Pekanbaru, Jumat.
Ia mengatakan masih menunggu informasi lengkap tentang identitas personelnya yang dikabarkan hilang sejak Kamis (18/8) sore lalu. "Yang pasti, dia adalah salah satu anggota TNI AD yang membantu pemadaman kebakaran lahan sejak sebelum 17 Agustus," katanya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, anggota TNI AD itu hilang secara misterius saat bersama lima rekannya berjalan beriringan menuju barak tempat beristirahat mereka diperkampungan setempat.
Saat itu posisi korban sebelum kejadian tersebut berada paling belakang.
"Mereka awalnya ngobrol sambil berjalan. Kemudian, korban tidak lagi ada menyahut saat ngobrol. Setelah ditengok ke belakang, korban tiba-tiba hilang," jelasnya.
Setelah menyadari anggota TNI AD tersebut hilang, rekan lainnya berusaha mencari dengan cara berteriak dan menanyakan keberadaan korban. Namun, korban tetap tidak menjawab.
Rekannya berusaha menghubungi telepon genggam korban, dan sempat terjadi komunikasi. "Dia saat itu bilang sedang berada di atas pohon besar. Tapi saat dicari tidak ada," lanjutnya.
Yang lebih anehnya lagi, melalui percakapan via telepon itu juga terdengar korban berteriak untuk menunjukkan lokasinya. Namun, rekan-rekannya di tempat kejadian tidak mendengar apapun.
"Ketika dihubungi lagi, teleponnya aktif tapi tidak diangkat," katanya.
Hingga saat ini, kata dia, korban masih belum dapat ditemukan. Ia mengatakan jajarannya telah melakukan berbagai upaya seperti berkoordinasi dengan Polda Riau untuk melacak sinyal ponsel korban.
Dia katakan, kawasan itu cukup berbahaya karena telah terjadi beberapa kali orang hilang. Ketika ditemukan, orang hilang yang hilang bisa diketemukan sangat jauh dari lokasi awal, yakni di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan. Lokasi kedua tempat itu berjarak sekitar tujuh jam perjalanan darat menggunakan kendaraan.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Anggi Romadhon
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016