Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan dua satelit milik badan antariksa Amerika Serikat (NASA) yakni Aqua dan Terra mendeteksi 67 titik panas berada di Sumatera.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru, Jumat, mengatakan titik panas terpantau satelit dalam dua hari terakhir tersebut cenderung turun seperti sore ini cuma 67 titik atau turun 15 titik dibanding kemarin total 82 titik.
"Sore ini pukul 16.00 WIB satelit deteksi 67 titik panas berada di Sumatera, 29 titik diantaranya berada di Provinsi Riau. Kemarin pada Kamis (18/8) cuma terpantau 82 titik, dari sebelumnya pada Rabu (17/8) terdeteksi 365 titik di Sumatera," ucapnya.
Hal tersebut dipaparkan setelah pihaknya melihat sebaran titik panas di Sumatera berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari pantauan sensor modis pada dua citra satelit milik NASA.
Analisis LAPAN menyebut 67 titik panas itu merupakan akumulasi tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karlahut) sedang mulai 50 sampai 69 persen dan tinggi mulai 70 hingga 100 persen.
Selain di Riau, Sugarin melanjutkan, titik panas itu tersebar di lima provinsi di Sumatera yaitu Sumatera Selatan terdeteksi 15 titik, Sumatera Utara tujuh titik, Sumatera Barat lima titik, Lampung empat titik dan Aceh satu titik.
Ia merinci, ke-29 titik panas di Riau itu miliki tingkat kepercayaan karlahut sedang atau di atas 50 persen tersebar di lima kabupaten/kota seperti Rokan Hilir 14 titik, Dumai tujuh titik, Bengkalis enam titik, Rokan Hulu dan Indragiri Hilir sama-sama menyumbang satu titik.
Terdapat lima daerah dari total 29 titik panas dengan jumlah 21 titik api karena memiliki tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen atau pertanda potensi karhutla.
"Rokan Hilir sembilan titik, lalu Bengkalis enam titik, Dumai empat titik, Rokan Hulu dan Indragiri Hilir masing-masing beri sumbangan satu titik," jelas Sugarin.
Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau dilaporkan, terus melanjutkan operasi pengeboman air gunakan helikopter jenis MI-8 ke wilayah Rokan Hilir.
"Target operasi pengeboman air hari ini di Kecamatan Tanah Putih, Rohil," kata Komandan Satgas Udara Karhutla Riau, Marsekal Pertama TNI Henri Alfiandi.
Beberapa hari terakhir terhitung sejak Ahad (14/8), kebakaran lahan di Rokan Hilir terus meluas hingga menyebar ke sejumlah kecamatan. Puluhan titik api terpantau satelit Terra dan Aqua sejak awal pekan lalu.
Pemerintah Provinsi Riau telah memutuskan untuk memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016.
Komandan Satuan Tugas Karhutla Riau, Brigjen TNI Nurendi mengatakan, perpanjangan status tersebut sebagai upaya demi maksimalkan pencegahan penanggulangan karhutla karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.
Pewarta: M Said
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016