Jakarta (ANTARA News) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai menikmati dampak positif dari program amnesti pajak dengan meningkatnya likuiditas dan perolehan laba dari obligasi.
"Yang jelas saat ini BTN sudah mendapatkan dampak dari adanya tax amnesty. Satu, kita bisa menarik obligasi di bulan Agustus, yaitu dengan (sebelumnya) mengeluarkan obligasi Rp3 triliun sudah bisa ditarik lebih dari Rp3 triliun. NCD-nya (negotiable core deposit) Rp1 triliun bisa kita dapatkan Rp1,1 triliun," kata Direktur Utama BTN Maryono selepas acara sosialisasi amnesti pajak di Hotel Kempinsky, Jakarta Pusat, Jumat.
Maryono juga menyatakan masih tetap optimistis dengan target BTN menampung dana sebesar Rp50 triliun dari hasil deklarasi dan repatriasi program amnesti pajak kendati jumlah dana yang masuk ke negara dari masih jauh dari target.
Dia mengungkapkan saat ini dana program pengampunan pajak yang masuk ke BTN sudah sekitar Rp100 miliar hasil dari deklarasi di dalam negeri. Sementara dana repatriasi dari luar negeri masih nihil.
Maryono berpendapat masih rendahnya dana amnesti pajak dikarenakan BTN baru menjalankan tugas sebagai bank persepsi dan "gateway" amnesti pajak 11 hari sejak ditetapkan pada 8 Agustus.
Maryono memprediksi dana tebusan maupun repatriasi dari para wajib pajak akan banyak mengalir di akhir bulan September yang merupakan batas akhir periode pertama di mana dana tebusan akan meningkat di periode kedua atau pada Oktober-Desember.
"Kalau target (pemerintah) Rp4.000 triliun, kita dengan target Rp50 triliun itu masih tetap optimis, baik repatriasi maupun deklarasi," kata Maryono.
Mengutip data dari laman Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, total uang tebusan program amnesti pajak hingga saat ini baru mencapai Rp819 miliar atau 0,5 persen dari target Rp165 triliun hingga akhir Maret 2017. Sementara total harta wajib pajak dari deklarasi di dalam negeri dan luar negeri serta hasil repatriasi mencapai Rp40,2 triliun.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Darmansyah Hadad mengatakan likuiditas perbankan mulai membaik karena imbas aliran dana dari hasil program amnesti pajak.
Muliaman mengatakan perbaikan bank mulai terlihat dari likuiditas, jumlah deposito, pertumbuhan kredit, dan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL).
"Kita pantau setiap hari. Likuiditas membaik, deposito naik, kredit naik, NPL sudah membaik, dan dana pihak ketiga juga membaik," ujar Muliaman.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016