Rio de Janeiro (ANTARA News) - Tim Indonesia mempertanyakan kelayakan sirkuit balap sepeda BMX di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, yang telah menelan korban cederanya sejumlah atlet saat pertandingan babak perempat final, Kamis, termasuk atlet Indonesia Toni Syarifudin.
"Kami akan mengirim surat kepada ICU (Persatuan Balap Sepeda Internasional) untuk mempertanyakan soal kelayakan dan keamanan sirkuit di Rio de Janeiro ini," kata Ketua Umum PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari di Rio de Janeiro, Kamis.
Ia mengatakan, sirkuti Olympic BMX Center di Rio de Janeiro ini termasuk sirkuti BMX yang ekstrem. Disainernya juga sudah tidak direkomendasikan oleh pembuat-pembuat trek baru untuk merancang trek seperti di Olimpiade ini.
Sejak awal lomba, kata Oktohari yang juga sebagai ketua kontingen Olimpiade Indonesia, sudah banyak peserta yang terjatuh hingga cedera, baik karena bertabrakan sesama atlet maupun karena jatuh sendiri.
Pihak penyelenggara juga tidak memperhitungkan soal tiupan angin dalam lomba tersebut yang telah menyebabkan peserta terpelanting.
Akibatnya, banyak peserta dalam lomba ini yang sengaja memilih bermain aman di babak-babak awal penyisihan agar tidak terjatuh.
Salah satunya adalah juara Olimpiade dua kali Maris Stromberg dari Latvia yang terjatuh pada run pertama, dan mencoba bermain aman pada run selanjutnya namun akhirnya tidak lolos.
Toni Syarifudin mengalami cedera serius pada tulang bahu kirinya setelah terjatuh dari ketinggian sekitar dua meter saat melewati salah satu tanjakan dalam run kedua babak perempat final putra.
Toni akhirnya tidak dapat ikut pada run ketiga karena harus menjalani perawatan.
"Tapi anginnya kencang sekali," kata Toni saat keluar dari ruang perawatan darurat dengan tangan dan bahu kiri yang dibalut.
Atlet kelahiran Surakarta 13 Juni 1991 itu kemudian dibawa ke perkampungan atlet untuk perawatan lanjutan dengan didampingi dokter dari tim Indonesia, sebelum kembali ke Indonesia.
Selain Toni, sejumlah atlet balap sepeda BMX juga mengalami cedera sehingga tidak dapat melanjutkan lomba, di antaranya Alfredo Campo dari Ekuador dan Amidou Mir dari Prancis.
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016