Perth (ANTARA News) - Semangat mengikuti upacara bendera dalam rangka peringatan Dirgahayu ke-71 Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) tidak terhalang oleh hujan dan angin kencang yang sedang melanda Perth, ibukota negara bagian Australia Barat, Rabu.
Semalam sebelumnya, Badan Meteorologi Australia telah merilis prakiraan cuaca di mana Perth dilanda badai mulai pagi hingga siang dengan sebagian wilayah berpotensi dilanda banjir sesaat.
Sekitar 300 orang undangan menghadiri upacara yang digelar di halaman kantor KJRI dengan tim pengibar bendera yang terdiri atas para mahasiswa dan pelajar Indonesia yang sedang bersekolah di Perth.
Konsul Jenderal RI di Perth, Ade Padmo Sarwono, dalam sambutannya sebagai inspektur upacara menyampaikan agar WNI yang berada di Australia Barat dapat terus meneladani semangat para pejuang Kemerdekaan melalui kerja dan karya nyata mengisi kemerdekaan.
Sementara itu ibu-ibu yang tergabung dalam DWP KJRI Perth turut memeriahkan pelaksanaan upacara bendera dengan membawakan lagu-lagu perjuangan.
Dalam keterangan tertulisnya, Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Perth, Widya Sinedu, menjelaskan upacara turut dihadiri oleh 60 orang murid dan guru dari 3 sekolah setempat yang mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia. Tiga sekolah itu adalah Peter Moyes Anglican Community School, Australian Islamic School, dan John Septimus Anglican School.
Perayaan hari jadi RI diikuti dengan sesi potong tumpeng dan kue merah-putih oleh Konsul Jenderal RI didampingi istri.
Dalam tradisi di KJRI Perth, potongan tumpeng pertama diberikan kepada WNI peserta upacara yang paling senior. Lalu potongan kue merah-putih diberikan kepada isteri Wakil Gubernur Aceh, Salmawati, dan pasangan sineas dari Tanah Air, Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen, yang turut hadir pada kegiatan tersebut.
Khusus dalam peringatan kemerdekaan kali ini, peserta upacara disuguhkan pertunjukan kelompok musik asal Papua "Pacenogei" yang terdiri atas Michael J, Nobo, dan Steven.
Mereka menyanyikan lagu-lagu bertemakan kebanggaan dan kecintaan kepada Indonesia, termasuk "Indonesia Tanah Air Beta" dan "Tanah Airku".
Turut pula menunjukkan kebolehan, grup musik asal Aceh "Bink Vho" yang dinaungi Yayasan Penawa Hate Rakyat. Mereka membawakan Tari Zaman dan beberapa lagu daerah Aceh.
Sebagai penutup, peserta upacara menyantap menu makan siang khas Indonesia seperti antara lain nasi goreng, telur balado, dan ayam goreng.
(E012)
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016