Eindhoven (ANTARA News) - Bos PSV Eindhoven, Ronald Koeman, punya argumentasi untuk menjelaskan kekalahan kesebelasannya dari tim Liverpool 0-3 dalam pertandingan perempatfinal Liga Champions.
Koeman menampik bahwa dirinya membuat kekeliruan, meskipun pada awal pertandingan diturunkan pemain lapangan tengah Mika Vayrynen sebagai satu-satunya penyerang
"Kami mulai dengan pola permainan yang sama ketika melawan Arsenal. Hanya (Philip) Cocu dan (Timmy) Simons berada di posisi yang berbeda karena mereka mengalami cedera," katanya kepada AFP.
"Ketika engkau mengalami kekalahan, engkau akan senantiasa berargumentasi bahwa telah terjadi kekeliruan. Serangan tidak cukup berkualitas untuk merepotkan pertahanann Liverpool. Ini bukan jawaban dari soal taktik, kami tidak cukup memiliki pilihan," kata Koeman.
PSV kehilangan penyerang bintang seperti Aruna Kone asal Pantai Gading dan bek-tengah Alex. Selain itu, pemain sayap asal Peru, Jefferson Farfan masih mengalami cedera otot lutut. Koeman memutuskan untuk menurunkan full-back asal China, Sun Xiang.
Dengan begitu PSV hanya memiliki satu pemain yang siap menggedor pertahanan Liverpool, yakni Diego Tardelli.
Penampilan Kluivert masih jauh dari kelas yang sesungguhnya sebagai pemain yang bersinar di klub elite Ajax dan Barcelona, sementara PSV sudah tertinggal dengan dua gol.
Kondisi itu membuat penampilan PSV tidak memiliki kontrol memadai. Akibatnya, sejumlah gol tercipta bagi Livepool lewat Steven Gerrard, John Arne Riise dan penyerang Peter Crouch.
"Saya tidak menyangka bahwa kekalahan ini sungguh realistis. Saya berpikir dapat meraih kemenangan," kata Koeman menambahkan.
Sementara itu, manajer rafael Benitez menyatakan taktik yang diterapkan telah cukup efektif diterapkan oleh para pemain. Kini ia bersiap untuk laga selanjutnya dengan menunggu hasil pertandingan antara Chelsea atau Valencia.
"Kami tahu apa yang perlu dilakukan. Kami paham bahwa lawan menghadapi masalah cedera pemain. Kami perlu melakukan hal-hal yang memang perlu dilakukan," katanya.
Benitez menyadari bahwa tantangan ke depan tidaklah ringan. "Kami harus berhati-hati karena setiap pertandingan tidak memungkinkan orang untuk berkilah." (*)
Copyright © ANTARA 2007