Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 76 poin menjadi Rp13.071, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.147 per dolar AS.

"Pelaku pasar uang yang optimistis terhadap fundamental ekonomi Indonesia kembali mendorong permintaan terhadap aset berdenominasi rupiah meningkat sehingga nilai tukar domestik terapresiasi terhadap dolar AS," kata pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, optimisme pelaku pasar uang itu menyusul proyeksikan tingkat pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2017 sebesar 5,3 persen, meningkat dari penetapan target ekonomi dalam APBN-P 2016 sebesar 5,1 persen.

Selain itu, lanjut dia, dana repatriasi dari program amnesti pajak yang sedang berjalan juga mulai masuk ke dalam negeri sehingga turut mendorong permintaan rupiah.

"Namun, penguatan rupiah relatif terbatas karena ada penjagaan Bank Indonesia, karena penguatan yang agresif dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi. Begitu pun sebaliknya, jika terkoreksi juga akan terbatas," katanya.

Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa Bank Indonesia akan menjaga fluktuasi rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi, termasuk juga terhadap kinerja neraca perdagangan.

"Dengan rupiah yang terjaga maka aktivitas pelaku usaha di dalam negeri akan stabil relatif meningkat," katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp13.114 dibandingkan hari sebelumnya (16/8) Rp13.098.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016