"Ada lima inkonsistensi terdakwa. Kami tidak pernah tahu apakah itu bohong atau tidak. Yang kami lihat adalah kesenjangan antara apa yang dikatakan dengan fakta," kata psikiater dr Natalia Widiasih Raharjanti dalam lanjutan sidang Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis.
Ia menjelaskan, inkonsistensi pertama, Jessica mengatakan membantu menggoyang-goyangkan Mirna saat kejadian perkara, tetapi itu tidak cocok dengan tayangan rekaman CCTV.
Baca Juga : Tak ada tanda gangguan kejiwaan berat pada Jessica
Selanjutnya, Jessica mengatakan tidak datang ke rumah duka karena kambuh asma, sementara menurut Natalia, terdakwa mengaku asmanya sudah lama tidak pernah kambuh lagi.
Inkonsistensi lainnya, Jessica mengatakan Hani mungkin dilarang oleh keluarga Mirna untuk menghubungi dirinya sehingga tidak pernah mendapatkan balasan pesan saat menghubungi Hani melalui WhatsApp.
Namun, kata Natalia, ini tidak sesuai dengan pernyataan Hani yang mengatakan masih menghubungi Jessica yang justru tidak mendapatkan balasan dari Jessica.
Jessica juga mengaku tidak pernah mengalami permasalahan psikologis saat putus dengan pacarnya, Patrick. Ini juga tidak sesuai dengan informasi dari beberapa rekan kerjanya, kata Natalia.
Selanjutnya, Jessica mengatakan tidak datang ke rumah duka karena kambuh asma, sementara menurut Natalia, terdakwa mengaku asmanya sudah lama tidak pernah kambuh lagi.
Inkonsistensi lainnya, Jessica mengatakan Hani mungkin dilarang oleh keluarga Mirna untuk menghubungi dirinya sehingga tidak pernah mendapatkan balasan pesan saat menghubungi Hani melalui WhatsApp.
Namun, kata Natalia, ini tidak sesuai dengan pernyataan Hani yang mengatakan masih menghubungi Jessica yang justru tidak mendapatkan balasan dari Jessica.
Jessica juga mengaku tidak pernah mengalami permasalahan psikologis saat putus dengan pacarnya, Patrick. Ini juga tidak sesuai dengan informasi dari beberapa rekan kerjanya, kata Natalia.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016