Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mendorong terwujudnya reposisi PT Pos Indonesia, agar tidak tergantung pada layanan postal saja, sebagai respons perkembangan teknologi dan informasi.
"Bagaimana PT Pos melakukan reposisi, tidak tergantung postal service," kata Rudiantara dalam pidato pembukaan pameran filateli, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan, reposisi PT Pos itu bagian agar masuk dalam bisnis "e-commerce" di Indonesia yang berkembang pesat. Menurut dia, kalau tidak seperti itu, maka pasar "e-commerce" Indonesia bisa dikuasi asing.
"Pasar e-commerce Indonesia akan berkembang pesat dan diharapkan PT Pos bisa berperan," ujarnya.
Rudiantara mengatakan, saat ini bisnis surat PT Pos mengalami penurunan lebih dari lima persen karena ada gelombang baru yaitu era digitalisasi.
Menurut dia, gelombang baru itu harus disikapi dengan bijak bukan menentangnya sehingga bisa dimanfaatkan dengan baik.
"Dalam era digitalisasi kami minta ada yang diblok namun kalau tidak ada yang melanggae maka harus disikapi dengan baik," tuturnya.
Selain itu Menkominfo menilai, tiap tahun Indonesia menanda tangani 13-15 perangko yang merupakan cara untuk mencatatkan sejarah. Menurut dia, sejarah tidak hanya bisa dilihat dari sebuah buku namun melalui koleksi perangko.
"Perangko lebih menguntungkan dari koleksi batu akik karena nilainya lebih tinggi tiap waktu," ujarnya.
Dia mengapresiasi pameran perangko yang diadakan di Gedung DPR untuk memperingati HUT ke-71 RI tahun dan HUT ke-71 DPR yang akan dirayakan pada 29 Agustus.
Dalam pembukaan acara tersebut dihadiri Menkominfo Rudiantara, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Wakil Ketua Komisi I DPR Asril Tandjung, Sekretaris Jenderal DPR Winantuningtyastiti dan Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia, R. Soeyono.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016