Jakarta (ANTARA News) - Pasangan ganda campuran Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil melunasi utang di Olimpiade.

Tontowi/Liliyana merebut medali emas setelah membungkam pasangan asal Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying langsung dua game 21-14, 21-12 pada pertandingan final Olimpiade 2016, Rabu, di Rio de Janeiro.

Kemenangan Tontowi/Liliyana sekaligus menjadi kado ulang tahun ke-71 Republik Indonesia.

Pada Olimpiade 2012 di London, pasangan yang dibentuk tahun 2011 itu tidak berhasil membawa pulang medali.

Tontowi/Liliyana terhenti di semifinal dan kalah pada perebutan medali perunggu dari Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, Denmark.

Kekalahan tersebut memupuskan harapan Indonesia untuk meneruskan tradisi emas bulutangkis di Olimpiade. Sejak tahun 1992 hingga 2008, atlet bulutangkis selalu rutin "menyetor" medali emas. Namun tradisi tersebut putus di tahun 2012.

Sebelumnya bulutangkis sudah menyumbang enam medali emas untuk Indonesia. Dimulai dari Susy Susanti dan Alan Budikusuma di Olimpiade Barcelona 1992, Ricky Soebagdja/Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta 1996, Tony Gunawan/Candra Wijaya di Olimpiade Sydney 2000, Taufik Hidayat di Olimpiade Athena 2004, dan terakhir Markis Kido/Hendra Setiawan di Olimpiade Beijing 2008.

"Saya lega, bangga, senang. Karena Indonesia biasanya tradisi emas, tapi kemarin di Olimpiade London 2012 kami berhutang bawa medali. Sekarang langsung kami bayar hutangnya. Senang sekali," kata Liliyana, seperti dikutip dari lama resmi PBSI badmintonindonesia.org, Kamis.

"Saya nggak bisa berkata-kata. Luar biasa rasanya. Ini saya persembahkan untuk hari kemerdekaan Republik Indonesia," ujar Tontowi.

Pewarta: Monalisa
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016