Jakarta (ANTARA News) - Gabungan Produsen Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memproyeksikan ekspor minyak sawit mentah (CPO) hanya naik sekitar 0,4 juta dibandingkan tahun lalu menjadi 11,7 juta ton tahun 2007. "Tahun lalu kita ekspor CPO sebesar 11,3 juta ton, tapi tahun ini menjadi sekitar 11,7 juta ton," ujar Direktur Eksekutif Gapki, Derom Bangun, di Jakarta, Selasa, pada pemaparan konferensi Globoil Internasional 2007 yang akan berlangsung di Jakarta pada 1-3 Mei 2007. Ia mengatakan kenaikan ekspor yang relatif minim itu terjadi karena diperkirakan pada tahun ini ada penambahan daya serap CPO di dalam negeri akibat pengembangan industri biodiesel. "Tahun ini diperkirakan industri biodiesel akan menyerap tambahan produksi CPO sekitar 600 ribu ton," ujar Derom. Kenaikan produksi CPO tahun ini sebesar 1,4 juta ton atau menjadi sekitar 16,4 juta ton, sebagian terserap untuk pengembangan industri biodiesel. Dengan tidak meningkat signifikannya ekspor Indonesia pada tahun 2007 dan produksi CPO Malaysia yang tidak bertambah secara signifikan dengan estimasi ekspor sekitar 13,7 juta ton, maka pasokan CPO dunia tidak banyak bertambah. Kondisi itu, kata Derom, akan menyebabkan harga CPO dunia memiliki kecendrungan meningkat dari saat ini yang berada pada kisaran 650 dolar AS per metrik ton. "Harga CPO dunia memiliki kecenderungahn meningkat, karena pasokan CPO untuk perdagangan dunia tumbuh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan permintaan CPO untuk kebutuhan bahan pangan," ujarnya. Namun, ia memperkirakan harga CPO dunia belum akan menyentuh tingkat diatas 700 dolar AS per ton seperti pada tahun 1998, ketika harga CPO dunia melonjak akibat dua produsen utamanya Indonesia dan Malaysia terserang El-Nino yang menyebabkan produksi CPO menurun. "Pertumbuhan permintaan CPO di pasar internasional sendiri tumbuh sekitar tiga persen per tahun," ujar Derom. Menurut dia, total perdagangan CPO di dunia mencapai sekitar 30 juta ton pada 2006 dan dari total perdagangan CPO dunia tersebut Indonesia dan Malaysia menguasai sekitar 80 persen atau sekitar 25 juta ton.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007