Sebagian besar atau 278 titik panas itu terkonsentrasi di Provinsi Riau

Pekanbaru (ANTARA News) - Dua satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), yakni Aqua dan Terra, mendeteksi 365 titik panas di daratan Pulau Sumatera atau meningkat drastis dibandingkan hari sebelumnya, 92 titik panas.

"Dari pantauan dengan menggunakan satelit pada pagi ini, terdapat 365 titik panas di Sumatera. Sebagian besar atau 278 titik panas itu terkonsentrasi di Provinsi Riau," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru Slamet Riyadi di Pekanbaru, Rabu.

Slamet mendapatkan sebaran titik panas di Sumatera berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dari pantauan sensor modis pada citra satelit Terra dan Aqua.

Berdasarkan analisis Lapan, 365 titik panas itu adalah akumulasi dengan tingkat kepercayaan kebakaran lahan dan hutan (karlahut) sedang mulai dari 50 sampai 69 persen dan tinggi mulai 70 hingga 100 persen.

Selain di Riau, titik panas juga ada di enam provinsi lain meliputi Sumatera Utara 42 titik, Bangka Belitung 27, Sumatera Selatan tujuh titik, Jambi lima titik, Sumatera Barat empat titik dan Kepulauan Riau dua titik.

Ia merinci, ke-278 titik panas di Riau tersebar di 10 daerah dari total 12 kabupaten/kota, meliputi Rokan Hilir 123 titik, Kepulauan Meranti 36 titik, Rokan Hulu 30 titik, Siak (28), Bengkalis (22), Dumai (20), Kuantan Singingi delapan titik, Kampar dan Pelalawan empat titik, serta Indragiri Hilir tiga titik.

Dari 278 titik panas, terdapat 192 titik api memiliki tingkat kepercayaan 70 hingga 100 persen atau pertanda sebagai potensi karlahut pada delapan daerah.

"Terdeteksi di Rokan Hilir 91 titik, Meranti (28), Siak (18), Rokan Hulu (17), Dumai dan Bengkalis sama-sama 14 titik, Kuantan Singingi enam titik serta Kampar empat titik," kata Slamet.

Danrem 031/Wirabima Brigjen TNI Nurendi mengerahkan satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) sebanyak 100 orang personel untuk membantu memadamkan api akibat kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Rokan Hilir.

"Pasukan malam ini datang lagi satu SSK langsung dan sektornya Danyon Arhanudse 13. Mereka bermalam di lokasi yang ditugaskan untuk padamkan api dan menghilangkan asap agar tidak menjadi luas," kata Nurendi.

Pemerintah Provinsi Riau telah memutuskan memperpanjang status siaga darurat kebakaran lahan dan hutan yang berlaku enam bulan atau sejak Juni hingga 30 November 2016.

Nurendi mengatakan, perpanjangan status adalah upaya memaksimalkan pencegahan kebakaran hutan karena setiap tahun terus terjadi terutama dalam 18 tahun terakhir.


Pewarta: Muhammad Said
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016