Jika ini terus terjadi maka APBN kita akan terjebak utang, inikan membuat kita bangkrut.”

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi X DPR Sutan Adil Hendra menilai RAPBN 2017 yang diajukan Pemerintah kurang realistis karena terlalu tinggi dalam merencanakan pendapatan dan belanja.

“Melihat situasi ekonomi nasional dan global sekarang saya menilai APBN 2O17 kurang realistis, terlalu tinggi dalam merencanakan pendapatan maupun belanja,” katanya usai Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I Tahun Sidang 2016–2017, dalam rangka Penyampaian Pidato Presiden RI mengenai RUU Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa.

Politisi F-Gerindra memberikan contoh, pada APBN 2015 yang lalu, realisasi pendapatan negara hanya 84,66 persen, sementara belanja negara hanya 91,22 persen. Menurutnya, capaian ini semakin terlihat buruk karena target tersebut sudah berkali-kali mengalami revisi.

“Sudah diturunkan targetnya tetap saja tidak tercapai, bahkan di 2016 ini realisasinya jauh sekali dari target,” nilai Sutan dalam keterangan tertulis Humas DPR.

Politisi asal dapil Jambi ini khawatir, hal ini akan kondisi dua tahun sebelumnya, dimana tidak ada kepastian dalam perencanaan keuangan. Yang mengakibatkan, anggaran yang sudah disahkan, tak bisa dilaksanakan karena tak ada dana.

Sutan menilai, hal ini juga berbeda dari tahun - tahun sebelumnya ketika realisasi mencapai 98 persen meskipun target telah dinaikkan. Misalnya pada APBN Perubahan 2012, dimana pendapatan di target sebesar Rp 1.344 triliun, namun realisasinya terkumpul samapai 99,5 persen, atau Rp 1.338 triliun.

Untuk itu, Sutan meminta dalam merumuskan asumsi APBN 2017 agar lebih realistis jangan mengejar pencitraan tapi melupakan kinerja penerimaan.

“Jika ini terus terjadi maka APBN kita akan terjebak utang, inikan membuat kita bangkrut,” kata politisi yang akrab dipanggil SAH itu.

Sebagaimana dalam pidato Presiden di depan Anggota Dewan, Presiden menjelaskan pendapatan negara dalam RAPBN 2017 ditargetkan sebesar Rp 1.737,6 triliun. Dari jumlah tersebut penerimaan pajak direncanakan sebesar Rp 1.495,9 triliun.

Sementara penerimaan negara bukan pajak 2017 ditargetkan sebesar Rp 240,4 triliun. Sementara belanja negara dialokasikan sebesar Rp 2.070,5 triliun yang terdiri belanja pusat Rp 1.310,4 triliun dan transfer daerah serta dana desa Rp 760 triliun. Defisit anggaran RAPBN 2017 ditargetkan sebesar Rp322,8 triliun atau 2,41 dari PDB.

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016