Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menjadi Rp13.087 per dolar AS.
"Rupiah kembali menguat terpengaruh pidato Presiden yang memaparkan bahwa pemerintah optimistis terhadap ekonomi domestik," kata Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan, pemerintah bersama DPR telah menyelesaikan sejumlah rancangan undang-undang dalam rangka menjaga pertumbuhan ekonomi, salah satunya UU tentang Amnesti Pajak.
Ia menambahkan, data-data ekonomi domestik yang telah dirilis juga menunjukkan perbaikan meski ekonomi global masih melambat, terutama di negara maju.
"Indonesia masih menjadi salah satu acuan bagi investor global sebagai tempat berinvestasi, situasi itu akan mendorong permintaan rupiah meningkat," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, penguatan mata uang rupiah juga dipicu faktor global. Spekulasi pembatasan produksi minyak mentah oleh anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendorong penguatan harga minyak.
"Menguatnya harga minyak mentah akan memberi pengaruh positif pada mata uang komoditas," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016