Pertumbuhan ini tidak datang dari produsen high-end seperti Samsung dan Apple. Sebaliknya, handset entry-level dan mid-range model 4G mencuri perhatian pelanggan tiga operator besar di negara tersebut. China Mobile, China Unicom dan China Telecom masing-masing menawarkan subsidi untuk model tersebut.
Hal ini menimbullkan peningkatan ketersediaan di saluran ritel. Selama dua kuartal pertama tahun ini, produsen smartphone mengirimkan ponsel lebih banyak dari jumlah yang dibeli konsumen.
Akibatnya, analis mengharapkan "koreksi persediaan" selama kuartal keempat. Hal ini akan memperlambat pengiriman dari produsen ke salutan ritel untuk menjaga persediaan tetap ramping.
Penelitian Digitimes menempatkan Huawei sebagai produser top smartphone di China dengan pangsa pasar 14 persen dari April sampai Juni. Oppo berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 12,7 persen.
Posisi selanjutnya diduduki oleh Vivo dan Xiaomi masing-masing dengan pangsa pasar 11,2 persen dan 10,4 persen. Sementara Apple berada di posisi kelima.
Dalam laporan sebelumnya, Apple mengklaim 10,8 persen pangsa pasar smartphone China selama kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut turun dari pangsa pasar 12 persen yang dimiliki Apple pada kuartal pertama 2015.
Kini, dengan angka pangsa pasar satu digit, perusahaan yang berbasis di Cupertino itu tengah mencari pangsa pasar di India untuk melihat pertumbuhan dalam pengiriman iPhone di masa depan, demikian Phone Arena.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016