Kekalahan tersebut tidak terduga sebelumnya karena Tommy merupakan unggulan ketujuh di Olimpiade ini dan peringkat dunianya pun lebih baik dibanding Ouseph.
Dalam pertandingan di arena Rioentro, Rio de Janeiro, Brazil tersebut, berlangsung ketat sejak awal game pertama.
Ouseph dapat menunjukkan bahwa ia pun memiliki persiapan yang matang untuk pertandingan sekelas Olimpiade.
Secara perlahan ia terus mengatasi bola-bola sulit dari Tommy dan unggul hingga 17-11.
Tommy sendiri sering membuat kesalahan sehingga banyak poin yang hilang di saat-saat kritis.
Ketika skor 19-13, Rajiv sudah sulit dikejar dan dapat mengakhiri game pertama dengan skor 21-13 setelah pukulan Tommy keluar lapangan.
Pada game kedua Tommy mencoba lebih hati-hati dan dapat memimpin pengumpulan angka-akan awal melalui smes-smes tajamnya. Ia terus unggul 6-3, 6-4 , 11-4. dan mengendalikan permainan untuk menutup game kedua 21-14.
Di game ketiga pertandingan berlangsung lebih ketat. Tommy sempat ungul 13-10, namun Rajiv dapat bangkit hingga menyusul 16-15.
Pada skor ini Tommy seperti kehabisan tenaga sehingga smes-smesnya lemah dan seringkali menyangkut di net. Rajiv dapat memanfaatkan momen ini untuk terus menekan dan mengakhiri game ketiga denga skor 21-15.
"Terus terang pada game pertama saya agak terburu-buru untuk menang, ternyata skor tetap ketat. Tenaga saya sudah mulai terkuras," kata Tommy usai pertandingan selama 63 menit tersebut.
Pada babak kedua, kata Tommy, ia sudah bisa melakukan pemulihan sehingga mampu meningkatkan performa terbaiknya.
"Tapi game ketiga ternyata dia cukup tangguh. Sementara banyak keputusan wasit yang merugikan saya. Beberapa kali saya minta break, tapi ditolak," kata Tommy.
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016