Kalau pemotongan anggaran dimaknai sebagai langkah penghematan, ini bisa jadi momentum memperbaiki fiskal kita. Jadi harus menghemat bersama, dan mengendalikan keinginan-keinginan yang tidak produktif."
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan perlu adanya antisipasi pemerintah dalam mempertahankan pertumbuhan ekonomi pascapemangkasan anggaran sebesar Rp133,8 triliun di sejumlah lembaga/kementerian dan transfer daerah.
"Pada triwulan ke-3 dan ke-4, anggaran belanja dipotong, harus hati-hati betul dilakukan antisipasi supaya pertumbuhan ekonomi tidak langsung drop," kata Enny di Jakarta, Senin.
Mengacu pada laporan triwulan ke-2 tahun 2016, lanjut Enny, belanja pemerintah memang memberikan kontribusi cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi, di mana investasi masih rendah dan ekspor yang juga masih negatif.
Adapun konsumsi rumah tangga terjadi sedikit peningkatan dikarenakan faktor hari raya dan adanya gaji 13 dan THR yang diberikan pada PNS dan karyawan.
Enny menekankan agar berbagai pemangku kepentingan di pemerintahan harus memiliki komitmen untuk berhemat.
"Kalau pemotongan anggaran dimaknai sebagai langkah penghematan, ini bisa jadi momentum memperbaiki fiskal kita. Jadi harus menghemat bersama, dan mengendalikan keinginan-keinginan yang tidak produktif," tutur Enny.
Dengan adanya pemangkasan anggaran yang kedua pada 2016 Enny menilai asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen pada akhir tahun seperti yang tertulis dalam APBNP 2016 cukup sulit dicapai.
Namun, ekonom Anggito Abimanyu menilai pemangkasan anggaran memang harus dilakukan untuk menyelamatkan APBN dari defisit melebihi batas maksimal.
Bahkan dia menilai pemangkasan anggaran sebesar Rp133,8 triliun masih terbilang kecil, di mana menurutnya diperlukan pemotongan anggaran hingga Rp200 triliun untuk menyelamatkan APBN.
Anggito berpendapat apabila pertumbuhan ekonomi hanya mencapai angka 5 persen di 2016, lebih baik untuk mencapai pertumbuhan 6 persen di 2017 daripada mengejar pertumbuhan 5,2 persen tanpa pemotongan anggaran dan pada 2017 pertumbuhan tetap di angka 5,2 persen.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016