Setiap jamaah harus tahu diri, baik yang muda ataupun lanjut usia... jangan memaksa mengikuti irama ibadah orang lainMekkah (ANTARA News) - Kepala Seksi Penghubung Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Ramon Andrias mengimbau agar jamaah haji mampu mengukur kemampuan fisik masing-masing saat melakukan ibadah sunnah (bukan ibadah wajib) di Tanah Suci.
"Setiap jamaah harus tahu diri, baik yang muda ataupun lanjut usia... jangan memaksa mengikuti irama ibadah orang lain," kata Ramon di Mekkah, Senin pagi waktu Arab Saudi.
Ia menjelaskan bahwa kemampuan fisik setiap orang berbeda-beda apalagi jamaah dengan risiko penyakit bawaan atau yang jarang melakukan aktivitas fisik saat berada di Tanah Air.
"Itulah sebabnya ada jamaah meninggal di masjid atau jatuh di jalan. Mereka kelelahan karena mengikuti ritme temannya dengan alasan takut terpisah dari rombongan sehingga tidak mengaku kalau sudah tidak sanggup lagi," katanya.
Menurut Ramon, karena rangkaian haji sekitar 70-80 persen adalah ibadah fisik maka jamaah harus sangat memperhitungkan kondisi fisiknya.
Ia juga mengimbau jamaah untuk makan dan tidur yang cukup selama menjalani rangkaian ibadah haji.
Terkait dengan risiko dehidrasi yang mengintai mengingat suhu di Mekkah saat ini dapat mencapai 42 derajat Celcius dengan kelembapan 72 persen dan kecepatan angin empat kilometer per jam, ia meminta para jamaah untuk minum air putih yang cukup.
"Kondisi normal saja dua liter sehari jadi di sini yang jauh lebih panas harus lebih banyak," katanya.
Minum air putih dua liter per hari itu dapat dibagi menjadi masing-masing satu gelas saat bangun pagi, sarapan, sebelum aktivitas, menjelang siang, makan siang, menjelang sore, makan malam dan sebelum tidur.
Selain dehidrasi, jamaah juga berisiko terserang ISPA atau infeksi saluran pernafasan atas. Untuk menghindari ISPA, jamaah harus minum teratur, menggunakan masker dan menghindari kontak dengan orang asing.
Jamaah gelombang pertama saat ini berada di Madinah untuk melakukan prosesi Arbain atau shalat wajib 40 rakaat di Masjid Nabawi sebelum kemudian bergerak menuju kota kelahiran Nabi Muhammad SAW, Mekkah. Di Mekkah para jamaah haji akan langsung melakukan umrah qudum atau umrah selamat datang sebelum kemudian menanti waktu berhaji.
Selama menanti waktu berhaji, jamaah biasanya akan berlomba-lomba untuk melakukan umrah sehingga banyak yang kelelahan mengingat umrah sangat membutuhkan kekuatan fisik jamaah untuk mampu menyelesaikan tujuh kali putaran tawaf di Kabah dan tujuh kali berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah dalam prosesi Sai.
Sementara itu data terakhir dari Sistem Informasi Haji Terpadu (Siskohat) menyebutkan bahwa hingga 15 Agustus 2016 terdapat 2.779 orang menjalani rawat jalan, 50 orang rawat inap dan 71 orang rujukan di Madinah.
Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016