Koordinator Wilayah SAR Gunung Kidul Marjono di Gunung Kidul, Senin mengatakan tahun ini merupakan pelaksanaan keempat kali upacara di tengah laut.
Nantinya pengibaran bendera berada di 200 meter dari pantai.
"Selama ini sudah banyak yang menggelar upacara di darat, maka kami melakukan di air. Pahlawan yang gugur di laut juga banyak. Indonesia tidak hanya daratannya, tetapi juga perairannya," kata Marjono.
Ia mengatakan berdasarkan pengalaman penyelenggaraan upacara tahun lalu, kegiatan ini mampu menarik perhatian dan antusiasme masyarakat. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang terus bertambah dari tahun ke tahun.
Pada 2013, sebanyak 100 peserta mengikuti kegiatan ini karena masih bersifat internal. Pada 2014 meningkat menjadi 200 peserta karena mulai melibatkan unsur luar SAR dan pada 2015 naik lagi menjadi 400 peserta.
"Pada 2016 ini, kami berharap ada 500 peserta yang akan mengikuti kegiatan ini," katanya.
Marjono menjelaskan peserta upacara yakni SAR, nelayan, kelompok sadar wisata dan relawan termasuk masyarakat umum.
Pasukan pengibar bedera pun terdiri barisan berjumlah 17, 8, dan 45 orang. Seluruh peserta wajib menggunakan pelampung.
"Hanya saja untuk pengibar bendera petugasnya menggunakan kapal nelayan, sebab lokasinya 200 meter dari pantai," jelasnya.
Sementara, peserta dari masyarakat umum, bila ingin menjadi peserta upacara diwajibkan mengikuti pembekalan dua jam sebelum upacara dimulai.
Kapolres Gunung Kidul AKBP Nugrah Trihadi secara terpisah meminta pada panitia dan semua peserta untuk melakukan persiapan yang matang sehingga kegiatan itu berjalan lancar.
"Tentu saja sikap hati-hati mutlak diperlukan. Jangan sampai acara itu justru menjadi musibah. Karena tantangan di tengah laut lebih berat," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016