Kediri (ANTARA News) - Empat rangkaian Kereta Api (KA) penumpang di Jawa Timur terpaksa dialihkan ke jalur selatan melalui Kediri-Blitar-Malang dan Bangil, akibat ruas jalan kereta api Porong-Sidoarjo tergenang air lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. "Untuk sementara ini baru empat rangkaian kereta api yang terpaksa dilewatkan melalui Kediri-Blitar-Malang-Bangil, sementara yang lainnya masih belum," ungkap Kepala Resort Jalan dan Rel 74 PT Kereta Api Indonesia (KAI), M. Soleh, kepada ANTARA News di Kediri, Selasa.Keempat rangkaian kereta api itu adalah Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi yang melintas di Stasiun Kediri pukul 11.49 WIB, Sri Tanjung jurusan Yogyakarta-Banyuwangi tiba di Kediri pukul 14.19 WIB, Sri Tanjung dari Banyuwangi tujuan Yogyakarta masuk Kediri pukul 16.50 WIB, dan Mutiara Timur dari Banyuwangi menuju Surabaya lewat Kediri pukul 19.05 WIB. Selain itu, masih ada pengurangan beberapa rangkaian kereta api penumpang jalur pendek relasi Surabaya-Malang-Blitar, akibat peristiwa tersebut. Menurut Soleh, pengalihan jalur itu baru terjadi Selasa siang ini, dengan diawali kereta api Mutiara Timur jurusan Surabaya-Banyuwangi yang melintas di Kediri tepat pada pukul 11.49 WIB. Menanggapi kondisi rel jalur selatan, dia menyatakan, tidak ada masalah, karena sekarang ini hampir semua perlintasan di jalur itu sudah terpasang rel tipe R-33, meski ada sebagian yang masih menggunakan tipe R-25. "Tadi Pak Kadaops VII Madiun sudah melakukan inspeksi di sepanjangan jalur Kediri-Rejotangan. Semua kondisi rel dalam keadaan baik," paparnya. Dalam situasi normal, jalur Kertosono-Blitar dilalui 24 rangkaian kereta api penumpang dan barang dari pukul 03.00 hingga 23.30 WIB setiap hari. Akibat adanya pengalihan jalur ini, kedatangan kereta api di Stasiun Kediri mengalami keterlambatan antara tiga sampai lima jam. Bahkan, di Stasiun Blitar dilaporkan, jumlah penumpang kereta api mengalami penurunan hingga 40 persen dibandingkan hari biasanya, akibat genangan lumpur Lapindo yang terjadi berulang kali itu, ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007