Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah 396 toko obat di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta belum memiliki izin, dan 107 toko diantaranya berlokasi di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. "Nanti setelah adanya program apotek rakyat ini tidak ada lagi toko obat yang ilegal tentunya dengan syarat-syarat yang sudah ditetapkan," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Wibowo Sukijat, di sela-sela peluncuran program apotek rakyat oleh Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari di Pasar Pramuka Jakarta, Selasa. Ia menjelaskan, untuk tahap awal terdapat 26 apotek rakyat di pasar yang terkenal sebagai sentra penjualan obat-obatan dan produk kesehatan di Jakarta tersebut. Setiap apotek rakyat terdiri atas maksimal empat toko obat yang bergabung dan memiliki satu apoteker. "Untuk pertama kali, kita siapkan 35 apotek rakyat di Pasar Pramuka namun yang baru siap beroperasi 26 apotek, sisanya akan menyusul kemudian. Di Pasar Pramuka terdapat 210 toko obat, tinggal 115 toko obat yang belum bergabung dengan program ini," tambahnya. Wibowo menyatakan pengawasan akan dilakukan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta memperlihatkan terdapat 4.839 sarana farmasi yang berada di DKI Jakarta, dari jumlah itu 52 persen atau setara dengan 2.615 adalah apotek dan toko obat. Hingga 2006 apotek di DKI Jakarta tercatat 1.385 buah yang terdiri atas 1.309 apotek umum, dan 76 apotek sederhana yang akan diubah menjadi apotek rakyat. Untuk di Pasar Pramuka sendiri telah ada 26 apotek rakyat. Jumlah toko obat berizin di Jakarta mencapai 837 toko dengan 103 diantaranya berada di Pasar Pramuka. Perbedaan antara apotek dan apotek rakyat adalah apotek rakyat tidak boleh menjual psikotropik dan narkotik serta tidak boleh meracik karena tempat untuk penyimpanan dan meracik narkotika dan psikotropika tidak ada. Wibowo memaparkan setelah program apotek rakyat tersebut berhasil dilaksanakan di Pasar Pramuka maka diharapkan dapat diterapkan disejumlah sentra penjualan obat lainnya di DKI Jakarta seperti Jatinegara dan Rawa Bening. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007