Jangan karena hidung dan bisa menggunakan bahasa Inggris sehingga kita langsung mengontrak pemain asing itu dengan harga tinggi
Makassar (ANTARA News)- Pelatih Kepala Bali United Indra Sjafri menyatakan baik timnya atau yang lain sudah seharusnya lebih selektif dalam memilih atau menggunakan pemain asing menghadapi kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Indra Sjafri di Makassar, Sabtu, mengatakan penggunaan pemain asing dalam sebuah tim memang bukan sesuatu yang dilarang namun tentunya harus memiliki kemampuan di atas rata-rata pemain lokal.
"Jangan karena hidung dan bisa menggunakan bahasa Inggris sehingga kita langsung mengontrak pemain asing itu dengan harga tinggi. Kita harus lebih teliti dan selekstif untuk menentukan apakah layak direkrut atau tidak," jelasnya.
Pernyataan itu sekaligus sebagai respon dari keputusan dirinya untuk mencoret dua pemain asing dari Bali United yakni Lucas Patinho dan Kiko Insa menjelang laga menghadapi tuan rumah PSM Makassar dalam lanjutan kompetisi TSC di Stadion Gelora Andi Mattalatta Mattoanging Makassar, Sulawesi Selatan, 14 Agustus 2016.
Adapun keputusan tim pelatih Bali United melepas kedua pemain itu dengan alasan berbeda. Untuk Lucas Patinho kabarnya harus diputus kontrak berhubung pemain yang bersangkutan mengalami cedera bahu yang cukup serius.
Sementara Kiko Insa dicoret murni karena kinerja pemain asal Spanyol tersebut tidak sesuai harapan tim pelatih Bali United.
Mantan pelatih timnas U-19 itu menjelaskan, sepak bola memang telah dikelola secara industri sehinggga tidak mungkin menstop atau melarang pemain asing berkarier di Indonesia.
Hal itupun dilakukan di sejumlah negara di ASEAN termasuk Malaysia yang selalu rutin mendatangkan pemain asing untuk meramaikan kompetisi di negara tersebut.
"Saya juga tidak persoalkan itu (penggunaan pemain asing) namun yang pasti harus disaring secara ketat tentang kualitas mereka apakah layak memperkuat sebuah tim atau justru sebaliknya," kata dia.
Selain pemain, sambung dia, hal itu juga berlaku untuk pelatih asing. Artinya jangan hanya karena status asing sehingga dengan mudah memberikan kepercayaan untuk menangani sebuah tim.
Sebaliknya harus dilakukan seleksi dulu untuk mengetahui secara pasti terkait latar belakang dan kualitas pelatih sebelum diputuskan disodorkan kontrak kerjasama.
"Berikan kepercayaan bagi pelatih lokal yang punya kualitas. Mungkin ini dampak dari penjajahan ratusan tahun oleh Belanda sehingga mental kita berpengaruh," ujarnya.
Pewarta: Abd Kadir
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016