Kepala Dinas Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Kehutanan Kota Payakumbuh Zulinda Kamal di Payakumbuh Jumat mengatakan jumlah tersebut meningkat dengan signifikan, yang mana awalnya hanya lima ton per hektar.
Ia mengatakan, hasil panen tersebut masih dapat ditingkatkan menjadi 10 ton per hektar jika asupan air ke sawah mencukupi.
"Karena ada perbaikan irigas, maka pengairan sawah masyarakat sedikit terkendal, sehingga hasil yang didapatkan belum maksimal," kata dia.
Saat ini, kata dia, pihaknya terus memanfaatkan teknologi pertanian yang berfungsi sebagai media pemurnian tanah itu untuk meningkatkan produksi padi di kota tersebut sehingga swasembada pangan dapat terwujud.
Kemudian, penerapannya juga akan merata di semua kecamatan yang ada di kota itu, bukan hanya di salah satu titik saja.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Tunas Mekar Kelurahan Payobasung Kecamatan Payakumbuh Timur, Almuhar Fahmi mengatakan pihaknya telah membuktikan cairan nutrimas dapat meningkatkan produksi padi.
"Pemakaian nutrimas membawakan hasil. Seluruh petani akan diajak untuk memakainya," kata dia.
Ia menambahkan, Kelompok Tani Tunas Mekar memakai cairan nutrimas untuk lahan seluas 30 hektar.
Sebelumnya, pupuk cairan nutrimas tersebut ditemukan oleh warga Payakumbuh, Osril, dimana teknologi itu telah dilakukan pengujian oleh pemerintah setempat pada 2013.
Pengujian itu dilakukan di lahan khusus sebesar 0,5 hektar di Kelurahan Balai Batimah Kecamatan Payakumbuh Timur. Setelah itu, cairan nutrimas tersebut dipakai oleh beberapa kelompok tani di daerah itu.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016