"Saya minta pariwisata pelayaran dikembangkan Indonesia, Australia, dan Timor Leste, dalam kegiatan pertemuan segitiga emas ketiga negara agar menjadikan Labuan Bajo sebagai pusat (pariwisata) pelayaran," kata Lebu Raya, dalam pernyataan tertulis dia, di Kupang, Jumat.
NTT adalah salah satu provinsi perairan di Indonesia, yang berbatasan langsung dengan negara-negara tetangga.
Dia menjadi tuan rumah pertemuan ketiga negara, setelah sebelumnya pertemuan pertama berlangsung di Dili, pada 30 Maret 2016.
Dia ingin wacana pengembangan wisata pelayaran itu segera diwujudkan dan dia menganjurkan agar tiap negara membentuk kelompok pendukung untuk mempercepat realisasi berbagai rekomendasi yang disepakati.
"Banyak gagasan di atas kertas tapi yang penting adalah langkah konkret. Dibutuhkan komitmen bersama dari ketiga negara untuk mempercepat realisasi berbagai kesepakatan," kata dia.
Berbagai pranata pendukung, kata dia, juga penting diwujudkan, di antaranya konektivitas udara dan darat untuk mendukung kerja sama di antara ketiga negara dan pembukaan rute penerbangan langsung Kupang-Dili-Darwin.
Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia (INCCA) Bali, menilai Bali dan Pulau Komodo, di NTT menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara pengguna jasa kapal pesiar untuk menikmati liburan di daerah itu.
"Kapal pesiar dengan menempuh rute Hongkong-Singapura-Filipina-Indonesia-Singapura selama ini banyak mengisi pasar wisatawan kapal pesiar di Indonesia termasuk di Pelabuhan Benoa, Bali," kata Ketua INCCA Daerah Bali, Ida Bagus "Lolak" Surakusuma, di Denpasar.
Ia mengatakan pemilik kapal pesiar banyak menjadikan keindahan panorama alam, keunikan seni dan budaya Bali menjadi daya tarik tersendiri disamping objek wisata Pulau Komodo di NTT.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016