Palangka Raya (ANTARA News) - Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika bandara Tjilik Riwut Palangka Raya memprediksikan bahwa kemarau di wilayah Kalimantan Tengah pada tahun ini akan berakhir pada Oktober.
"Untuk wilayah Palangka Raya dan sekitarnya, diperkirakan pada pekan ketiga Oktober sudah masuk musim hujan," kata Prakirawati, Renianata di Palangka Raya, Jumat.
Sementara untuk sejumlah wilayah Kabupaten lain yang ada di Provinsi berjuluk "Bumi Tambun Bungai" ini, pihaknya memperkirakan musim kemarau berakhir pada pekan pertama September.
"Kita berharap pada tahun ini, musim kemarau di kalimantan Tengah tidak sepanjang tahun lalu," kata Reni.
Dia menerangkan, keadaan tersebut terjadi karena adanya pengaruh dari fenomena La Nina di Samudera Pasifik yang memiliki kategori lemah hingga sedang.
Fenomena global tersebut merupakan fenomena yang membawa aliran masa uap air di Samudera Pasifik ke Indonesia, sehingga suhu muka air laut sekitar wilayah perairan Indonesia cukup hangat. Keadaan itu berkontribusi membantuk awan konventif atau awan hujan dari hasil penguapan.
"Itu artinya fenomena La Nina juga membuat kemarau tahun ini berkategori musim kemarau basah. Dan ini berbanding terbalik dengan fenomena El Nino yang terjadi pada 2015 lalu," tambahnya.
Meski demikian pihaknya belum menemukan adanya potensi cuaca ekstrim di wilayah Kalimantan Tengah.
"Namun kami mengimbau untuk para nelayan di selatan Kalimantan, seputaran Selat Karimata untuk waspada saat melaut karena selama beberapa hari kedepan ketinggian gelombang antara 1-1,5 meter," katanya.
Pewarta: Rendhik A
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016