Duta Besar Ukraina Volodymyr Yelchenko mengatakan kepada wartawan bahwa dia menantang timpalannya di Rusia memberikan bukti itu selama pertemuan tertutup dewan.
"Jika itu benar-benar terjadi, mana buktinya? Pernyataan, gambar, foto, video, atau apa pun," kata Yelchenko, Kamis (11/8).
Ketegangan makin meningkat setelah Ukraina pada Kamis menyiagakan militernya menyusul tuduhan Moskow bahwa Kiev mengupayakan serangan bersenjata di wilayah sengketa.
Dinas keamanan Rusia pada Rabu mengumumkan telah menggagalkan "serangan teroris" di Krimea oleh intelijen militer Ukraina dan menyerang balik dengan serangan bersenjata, klaim yang dibantah oleh Presiden Ukraina Petro Poroshenko sebagai "sesuatu yang tidak masuk akal dan sinis."
Yelchenko mengatakan Kiev telah meminta pengamat PBB dan Eropa serta pejabat Palang Merah untuk berkunjung ke Krimea dan menginterogasi dua orang yang ditahan sehubungan dengan dugaan serangan itu.
Hasil interogasi akan disampaikan ke Dewan Keamanan dan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (Organization for Security and Cooperation in Europe/OSCE), ungkap duta besar.
Duta Besar Rusia Vitaly Churkin mengatakan kepada para reporter bahwa Ukraina telah melancarkan "tindakan sabotase dan terorisme" dan Krimea, yang dicaplok Rusia tahun 2014.
Churkin mengatakan serangan yang dituduhkan itu menunjukkan bahwa "ada kekacauan di Kiev."
"Mereka berusaha mengalihkan perhatian ke hal-hal yang lain," katanya seperti dikutip kantor berita AFP.
Kedua utusan mengekspresikan harapan bahwa ketegangan itu tidak akan berlanjut.
Dewan membahas krisis di Krimea selama konsultasi atas permintaan Ukraina, yang merupakan anggota tidak tetap Dewan Keamanan.(kn)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016