Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak naik empat poin menjadi Rp13.099 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah masih berada dalam area penguatan seiring dengan aliran dana asing yang masih kuat baik ke pasar surat utang negara (SUN) maupun saham," kata ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Rangga mengatakan penguatan nilai tukar rupiah juga dipicu oleh harga komoditas seperti minyak mentah yang mulai pulih.
Harga minyak mentah jenis WTI menguat 0,41 persen menjadi 43,73 dolar AS per barel, dan Brent naik 0,30 persen menjadi 46,18 dolar AS per barel.
Kenaikan harga minyak yang naik dipicu oleh kombinasi pernyataan Badan Informasi Energi Amerika Serikat yang optimistis permintaan akan melebihi pasokan minyak mentah serta seruan Arab Saudi kepada anggota dan non-anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menahan produksi.
"Arab Saudi optimistis pertemuan dalam OPEC berhasil, sehingga mendorong harga minyak," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan pelemahan dolar AS juga dipicu oleh memudarnya spekulasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (The Fed) akan menaikan suku bunga tahun ini.
"Dolar AS melemah, kondisi ekonomi global yang belum membaik menghapus spekulasi kenaikan suku bunga AS," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016