Mekkah (ANTARA News) - Kesiapan perusahaan-perusahaan katering untuk menyediakan layanan makan bercita rasa Indonesia dua kali sehari bagi jamaah haji merupakan topik utama inspeksi Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekkah Arsyad Hidayat ke sejumlah perusahaan katering haji.
"Layanan di Mekkah mulai tahun ini 12 hari untuk makan siang dan malam, berbeda dengan tahun lalu yang hanya makan siang," kata Kadaker Mekkah di sela-sela peninjauan, Kamis siang.
Dengan didampingi oleh lima pakar kuliner Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung, ia memeriksa langsung kelayakan dapur, kualitas bahan dasar, ketrampilan tenaga kerja dan kesiapan perusahaan.
Menurut Arsyad, perubahan jumlah layanan makan tersebut berdasarkan permintaan jamaah haji.
Selain menambah jumlah layanan makan, pada musim haji tahun 2016 pemerintah juga sangat memperhatikan kualitas rasa.
"Orang Indonesia itu makan tidak banyak tapi bagi mereka rasa penting," katanya.
Itulah sebabnya pemerintah mewajibkan seluruh perusahaan katering menggunakan juru masak dari Indonesia.
Terkait rasa, seorang juru masak asal Tasikmalaya, Engkong (68), yang telah bertugas melayani jamaah haji sejak 1995 mengaku tidak mudah memenuhi selera seluruh jamaah.
"Tahun lalu saya melayani jamaah asal Solo dan Ujungpandang. Jamaah Ujungpandang mengeluhkan rasanya kurang pedas. Tapi kita tidak boleh memasak makanan pedas karena dikhawatirkan justru jamaah sakit," katanya.
Namun ia mengaku senang karena beberapa tahun terakhir pemerintah telah menetapkan menunya sehingga perusahaan tinggal memasak.
Untuk menjamin kualitas rasa perusahaan-perusahaan itu mendatangkan bumbu-bumbu langsung dari Indonesia sementara sayuran dan buah-buahan berasal dari Arab Saudi untuk menjamin kesegaran.
Sementara itu sejumlah koki yang lain mengaku telah mengatur jadwal kerja sedemikian rupa agar sanggup menyediakan makanan untuk 5.000-7.500 jamaah sebanyak dua kali sehari.
"Untuk makan siang kami mulai masak pukul 12.00 malam dan pada pukul 08.00 pagi waktu setempat masakan siap dikemas dan didistribusikan sementara itu untuk makan malam kami mulai memasak pukul 08.00 pagi dan selesai sebelum waktu shalat Ashar sebelum jamaah pergi ke Masjidil Haram," kata Toha, seorang koki yang akan bertugas di Arafah.
Perusahaan-perusahaan itu akan mulai melaksanakan tugasnya pada 18 Agustus saat jamaah gelombang pertama memasuki Mekkah dari Madinah.
Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016