"BNPB memang meminta agar heli tersebut dipindahkan ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Di sana lebih membutuhkan untuk penanggulangan karhutla," kata Komandan Resor Militer 031/WB, Brigjen Nurendi ditemui di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kamis.
Ia mengatakan pemindahan itu dilakukan untuk pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Kalimantan Tengah. Sementara di Riau saat ini sudah memiliki dua helikopter dan pesawat "Air Tractor" (AT) yang selama ini dimanfaatkan untuk pengeboman air.
"Riau sudah memiliki armada yang cukup untuk pencegahan dan penanggulangan. Ada dua heli dan dua pesawat. Untuk sementara sudah cukup," jelasnya.
Terkait apakah akan meminta tambahan pesawat, dia mengatakan masih perlu melihat kondisi ke Riau selanjutnya.
Satgas Udara Karhutla Riau saat ini menyiagakan dua unit helikopter jenis MI-8 dan MI-171 serta dua AT yang seluruhnya dimanfaatkan untuk pengeboman air. Seluruh helikopter dan pesawat bermarkas di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin.
Sementara itu, pada Minggu kemarin (7/8) BNPB juga kembali mengirimkan dua Helikopter Bell 214 untuk memperkuat Satgas Karhutla Riau. Namun, selama beberapa hari di Riau, heli tersebut belum bisa dimanfaatkan karena terkendala izin terbang hingga akhirnya digeser ke Kalimantan Tengah.
Dalam sepekan terakhir, Karhutla terus meluas di Provinsi Riau. Setidaknya ada tujuh kabupaten dan kota dilanda bencana tahunan itu seperti Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, Kampar, Pelalawan, Rokan Hulu dan terakhir di Pekanbaru.
Untuk itu, Brigjen Nurendi selaku Komandan Satgas Karhutla Riau telah menginstruksikan kepada seluruh instansi TNI, Polri, BPBD dan Manggala Agni memaksimalkan upaya pemadaman.
"Saat ini TNI, Polri, BPBD dan Manggala Agni terus menerus berupaya melakukan pemadaman. Bahkan, mereka harus bermalam di lokasi kebakaran agar api tidak muncul kembali," ujarnya.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Anggi Romadhoni
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016