Kepala Polsek Pesantren Kompol Sucipto, Kamis, mengungkapkan korban saat itu dengan temannya sedang mencari burung di area Pemakaman Kepanjen Kelurahan Singonegaran Kecamatan Pesantren Kota Kediri pada Selasa (9/8).
"Saat itu, pelaku juga sedang mencari burung di area makam tersebut dengan senapan angin. Saat akan menembak burung kutilang dengan ketinggian sekitar 1 meter di sebelah selatan ternyata mengenai korban," katanya lagi.
Ia mengatakan, jarak antara korban dengan yang bersangkutan sekitar 25 meter.
Namun, akibat tembakan tersebut dan insiden peluru nyasar, peluru tersebut bersarang di kepala korban.
Korban masih sempat berjalan dengan memegang kepalanya yang berdarah akibat peluru tersebut.
Saat itu, rekan korban juga langsung mencari sumber dari senapan itu dan langsung berbicara dengan pelaku. Namun karena takut, pelaku langsung meletakkan senapan angin yang dibawanya dan melarikan diri.
"Korban masih sadar hingga dibawa ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, ia juga langsung mendapatkan perawatan medis dan dioperasi untuk mengeluarkan pelurunya," katanya pula.
Polisi, kata dia, juga langsung melakukan pencarian pelaku. Pria yang diketahui berinisial PU (33), dengan alamat sama dengan korban itu ternyata sudah tidak ada di rumah. Ia diketahui pergi dari rumah, sehingga sempat menjadi buronan polisi.
Pelaku sempat pergi ke Nganjuk, Jombang, Surabaya, dan akhirnya kembali rumahnya di Kediri dan ditangkap petugas.
Kepada polisi, pelaku mengaku mencari uang. Ia juga mengaku tidak sengaja. Peluru itu rencananya untuk menembak burung, tapi justru mengenai korban.
"Saya tidak sengaja, saya juga tidak berniat lari tapi mencari uang," kata pelaku beralasan.
Hingga saat ini, kondisi korban sudah lebih baik. Peluru yang sempat bersarang di bagian kepalanya juga sudah berhasil diangkat oleh tim medis Rumah Sakit Bhayangkara Kediri, dan saat ini korban dalam proses pemulihan.
Polisi juga sudah menyita senapan angin yang digunakan oleh yang bersangkutan.
Polisi akan menjerat pelaku dengan pasal 360 KUHP atas kelalaian yang membuat orang lain celaka.
Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016