Bandung (ANTARA News) - Presiden RI periode 2001-2004, Megawati Soekarnoputri, pada Forum Pertemuan Pemimpin Senior Asia di Fukuoka, Jepang, pada awal April 2007 menyoroti sekaligus melontarkan gagasan mengenai perlu perombakan di tubuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama di Dewan Keamanan (DK). Siaran pers dari Staf Khusus Bidang Pers dan Media Megawati Soekarnoputri, Ari Junaedi, yang diterima ANTARA News, Senin, menyebutkan bahwa peristiwa terakhir, yang menunjukkan ketidakadilan Dewan Keamanan PBB, menurut Megawati adalah persetujuan atas resolusi Dewan Keamanan nomor 1747 terhadap Iran. "Apakah kita sebagai bangsa berdaulat, yang diamanatkan Undang-Undang Dasar 1945 untuk menjalankan politik bebas aktif membiarkan negara sahabat diperlakukan semena-mena?" ujar Megawati, seusai menjadi pembicara dalam pertemuan diprakarsai "The Institute for International Policy Studies" dan "The Yomiuri Shimbun", salah satu surat kabar terbesar di Jepang. Menurut Ari Junaedi, Megawati melihat komposisi anggota Dewan Keamanan PBB sampai saat ini sangat tidak proporsional serta mengabaikan negara Asia dan Afrika, sehingga menjadikan PBB mudah dipakai untuk kepentingan negara adidaya. Ia mengharapkan, desakan kuat, termasuk dari Indonesia, agar Dewan Keamanan PBB segera dirombak. Dari pertemuan mengusung tema "menciptakan tata kawasan untuk abad ke-21" itu terdapat kesan kuat, agar Jepang mendapat tempat utama di Dewan Kemanan PBB. Keinginan Jepang tersebut mendapat dukungan dari Korea Selatan dan Thailand. Selain Megawati, pertemuan itu menghadirkan Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang, Yasuhiro Nakasone, Mantan Wakil PM Republik Rakyat China, Qian Qichen, Mantan PM Korea Selatan, Kim Jong Pil, Mantan Presiden Filipina, Fidel Ramos, Mantan PM Thailand, Chuan Leekpai, serta Mantan PM Malaysia, Mahathir Mohamad. Menurut Ari Junaedi, pertemuan yang difasilitasi Kementerian Luar Negeri Jepang itu diharapkan memberikan sumbangsih bagi kemajuan pembangunan dan kesejahteraan rakyat di Asia Timur, apalagi sosok pembicaranya dianggap panitia memunyai pengalaman kenegaraan dan memiliki andil bagi kemajuan negara masing-masing. Disebutkannya pula, jajaran partai berkuasa di Jepang saat ini, Liberal Democratic Party (LDP), akan mengadakan pertemuan dengan Megawati pada 3 April 2007. Bahkan, Perdana Menteri Shinzo Abe telah mengutus Kanagawa, yang menduduki peringkat kedua di LDP, mengadakan pertemuan khusus dengan Megawati. Ari Junaedi menjelaskan, setelah dari Fukuoka, Megawati masih diminta menjadi pembicara pada pertemuan Federasi Wanita Asia-Pasifik di Tokyo dari 3 sampai 5 April 2007. Pada acara itu, Megawati dijamu khusus keluarga kekaisaran Jepang. Turut menyertai Megawati, antara lain suaminya yang juga anggota Komisi I DPR, Taufiq Kiemas, dan putrinya, Puan Maharani Soekarnoputri, serta anggota DPR, Daniel Budi Setiawan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007