Jakarta (ANTARA News) - Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia membangun gedung baru sebagai pengembangan sarana dan prasarana persis di belakang kampus lama, Jalan Taman Amir Hamzah Nomor 5, Menteng, Jakarta Pusat.
Peletakan batu pertama digelar di kampus UNU Indonesia, Rabu disaksikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar, sejumlah pengurus harian PBNU, serta sejumlah pejabat negara dan DKI Jakarta.
Ketua Badan Pelaksana Perguruan Tinggi Nahdaltul Ulama (BPPTNU) KH Mujib Qulyubi menjelaskan bahwa proyek pembangunan ini merupakan upaya peningkatan kapasitas gedung seiring bertambahnya jumlah mahasiswa.
Menurut Mujib, akibat keterbatasan ruangan, pihak UNU Indonesia terpaksa mengatur jadwal perkuliahan hingga malam hari. "Bahkan sampai jam dua belas malam," ujar Katib Syuriyah PBNU ini.
Ia berharap bangunan gedung yang rencananya setinggi empat lantai ini mampu memotivasi pihak kampus dan mahasiswa untuk semakin maju di dunia pendidikan.
UNU Indonesia resmi mendapat izin operasional pada tanggal 18 Juni 2015. Kampus yang biasa disebut Unusia ini memiliki 10 program studi, antara lain Sosiologi, Akuntansi, Ilmu Hukum, Pendidikan PAUD, Psikologi, Teknik Elektro, Teknik Informatika, Sistem Informasi, Teknik Industri, dan Teknologi Agroindustri.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mendorong UNU Indonesia mampu menjadi pilar penjaga Ahlussunnah wal Jamaah di tengah tantangan global dan radikalisme mengatasnamakan agama. Ia bersyukur perguruan tinggi NU terus berkembang dari tahun ke tahun.
"Tahun lalu NU berhasil membangun 24 UNU, tahun ini bertambah empat perguruan tinggi, jadi total 28. Insyaallah akan terus bertambah," papar Said Aqil disambut tepuk tangan hadirin.
Seremoni peletakan batu pertama ini dibuka dengan pembacaan tahlil dan istighotsah bersama segenap civitas akademika UNU Indonesia dan STAINU Jakarta, dan dipungkasi dengan pemotongan tumpeng yang dipimpin Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016