Peningkatan penyebaran hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman pangan memang dipicu antara lain dampak pola pemanfaatan lahan yang dilakukan secara terus menerus tanpa jeda (istirahat),"
Medan (ANTARA News) - Serangan hama pada tanaman pangan di Sumatera Utara meningkat sekitar 30 persen akibat signifikannya penanaman padi di semua sentra produksi dan penggunaan pestisida yang berlebihan atau berlangsung lama pada lahan.
"Peningkatan penyebaran hama atau organisme pengganggu tanaman (OPT) pada tanaman pangan memang dipicu antara lain dampak pola pemanfaatan lahan yang dilakukan secara terus menerus tanpa jeda (istirahat)," ujar Pelaksana Kelompok Kerja Pangan Badan Perlindungan Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Buchari di di Medan, Rabu.
Seharusnya sesuai dengan mekanismenya, pola tanam yang ideal dilakukan setelah pengistirahatan lahan beberapa bulan guna mengembalikan kesehatan tanah.
Dewasa ini, memang terjadi penanaman padi secara terus menerus sejalan dengan upaya peningkatkan produktivitas dan hasil produksi.
"Penyebab serangan hama tinggi juga dampak penggunaan pestisida kimia dan pupuk nonorganik yang berlebihan," kata Buchari.
Cuaca yang berganti secara cepat antara panas dan hujan juga menjadi penyebab cepatnya penyebaran hama tersebut.
"Tetapi pemerintah sudah dan terus menangani dan membantu petani mengatasi serangan hama dan penyakit pada tanaman sehingga kerusakaan tanaman pangan tidak terlalu besar atau meluas di Sumut," katanya.
Menurut data, kata dia, serangan paling besar pada jenis tikus, disusul hama putih palsu, siput murbei, penggang batang, kepinding tanah, walang sangit, WBC, ganjur, dan burung.
Sedangkan untuk penyakit yang paling banyak menyerang yakni blast, BLB/kresek, BRS dan tungro.
Tercatat total luas lahan tanaman padi sawah yang mengalami kerusakan akibat hama dan penyakit mencapai 4.619 hektare dengan kategori rendah sebanyak 4.377 hektare, sedang 173,4 hektare, berat 58,6 hektare, dan puso 10,5 hektare.
Ia menjelaskan, guna memperkecil ruang perkembangbiakan hama, berbagai upaya dilakukan, seperti melakukan pengolahan tanah lewat penggunaan bahan-bahan organik agar bisa menetralkan kandungan PH (keasaman) tanah yang rata-rata sudah dalam ambang batas tidak wajar.
Kemudian penerapan sistem tanam jajar legowo atau sistem penanaman padi dengan cara mengatur jarak tanam di daerah yang banyak serangan hama dan penyakit.
"Pengamanan bibit yang akan digunakan dengan teknik khusus guna menangkal serangan hama juga dilakukan atau diajurkan ke petani," kata Buchari.
Ia mengakui, dewasa ini beberapa petani di sejumlah daerah seperti Deliserdang sudah berhasil menerapkan penggunaan pupuk organik pada tanaman padinya.
Diharapkan petani di daerah lain juga menggunakan bahan organik karena bukan hanya baik bagi kesuburan tanah, tetapi juga mampu menghindari lebih dari 30 jenis hama.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016