Kami bersyukur karena pihak perusahan masih tetap merasa bertanggung jawab ..."

Kupang (ANTARA News) - Tiga warga negara Indonesia (WNI) asal Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf tetap menerima upah dari pihak perusahan, kata Penjabat Bupati Flores Timur Emanuel Kara.

"Dalam pertemuan dengan tim Kementerian Luar Negeri, saya menanyakan soal bantuan pemerintah pusat, dan pihak Kemenlu menjelaskan bahwaperusahan tetap bertanggung jawab dalam hal pendapatan," ujarnya kepada ANTARA News melalui sambungan telepon, Rabu.

Selain itu, menurut dia, selama ini pemerintah kabupaten juga memberikan bantuan makanan kepada keluarga korban sandera, dan tetap berlangsung selama para sandera belum dibebaskan.

"Kami bersyukur karena pihak perusahan masih tetap merasa bertanggung jawab dengan tetap memberikan upah tiga WNI itu kepada keluarga korban," katanya.

Ia mengemukakan pula bahwa tidak mengetahui persis berapa nilai upah yang diterima setiap bulan untuk masing-masing keluarga korban.

"Kami juga baru tahu dari tim Kemenlu bahwa perusahan tetap memberikan gaji kepada keluarga korban," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah di Sekretariat Daerah Provinsi NTT itu.

Sekelompok pria bersenjata asal Filipina kembali menculik tiga TKI asal NTT saat menangkap ikan di atas kapal pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim, Sabtu (9/7) 2016 sekitar pukul 24.00.

Ketiga WNI itu adalah Lorens Lagadoni Koten selaku juragan kapal serta Emanuel Arakian dan Teodorus Kopong masing-masing sebagai anak buah kapal.

Mereka diculik di perairan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu, Negara Bagian Sabah, Malaysia.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016