Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta bergerak naik tujuh poin menjadi Rp13.120 per dolar AS pada Rabu pagi.
"Euforia pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2016 yang baik menjadi salah satu faktor yang menjaga rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan mengenai investasi dana repatriasi di instrumen non-keuangan, menurut dia, juga turut menjaga stabilitas rupiah dan meningkatkan optimisme pelaku pasar uang di dalam negeri.
Ia berharap rencana pemangkasan anggaran serta realisasi amnesti pajak bisa lebih maksimal sehingga dapat menambah sentimen positif bagi pasar uang di dalam negeri dan membuka peluang rupiah kembali menguat.
Rangga menjelaskan pula bahwa nilai dolar AS yang juga cenderung melemah terhadap mata uang global menandakan data ekonomi Amerika Serikat belum solid untuk mendukung kenaikan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate) dalam waktu dekat.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan neraca perdagangan Tiongkok yang mencatatkan surplus juga membuat pergerakan dolar AS mengalami tekanan, dan kondisi itu dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengakumulasi aset-aset di negara berkembang seperti Indonesia sehingga nilai tukar rupiah masih terapresiasi.
Kendati demikian, menurut dia, rupiah masih cenderung bergerak konsolidasi karena pelaku pasar masih menunggu data ekonomi yang akan dirilis dan realisasi program-program pemerintah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016